JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah mendapat restu dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk beroperasi dari Bandara Pondok Cabe.
Pada tahap awal perseroan akan membuka enam rute baru di bandara tersebut. Saat ini perseroan terus melakukan pembahasan tripartit dengan PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Pertamina (Persero), melalui anak usahanya PT Pelta Air.
Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo menyatakan, pembukaan rute baru ini akan meningkatkan kapasitas bisnis perseroan.
”Rute-rute tersebut di antaranya ke wilayah Jawa Tengah, Kalimantan bagian selatan, dan Sumatera bagian selatan,” kata Arif dalam keterangan rilisnya di Jakarta.
Berdasar sosialisasi kepada warga sekitar bandara pada 29 Februari lalu, Garuda akan membuka enam penerbangan yaitu menuju Bandar Lampung, Palembang, Pangkalan Bun, Semarang, Yogyakarta, dan Solo pergi-pulang tiap hari. Arif menjelaskan, pesawat Garuda yang akan digunakan untuk Bandara Pondok Cabe nantinya adalah jenis ATR.
Pesawat kecil selama ini tidak bisa beroperasi di bandara-bandara besar karena pergerakan di taxi waynya yang lambat. Sementara, di Lapangan Terbang Pondok Cabe saat ini sudah dilakukan pembenahan yang signifikan di komplek penerbangan seluas 170 hektare. Di landasan pacu sepanjang 2.000 meter telah dipasang lampu-lampu pendaratan dan marka-marka yang baru, serta lapisan aspal juga dipertebal. Ada juga penunjuk arah angin atau windshock yang baru.
Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi menambahkan, pengoperasian Bandara Pondok Cabe sebagai bandara komersial akan menjadi jembatan penerbangan dari Jakarta ke daerah berkembang, guna mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional melalui percepatan arus lalu lintas manusia dan barang (kargo).
”Pengoperasian Bandara Pondok Cabe merupakan hasil kerja sinergi antar-BUMN yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kapasitas bisnis BUMN sendiri,” kata Budi.
Selama ini, menurut Budi, beberapa daerah potensial yang perekonomiannya berkembang di bagian selatan Sumatera dan Kalimantan seperti Lubuk Linggau dan Pangkalan Bun tidak bisa langsung dijangkau dari Jakarta. Sehingga, tidak tercapai efisiensi dan efektivitas terkait penumpang maupun kelancaran arus barang.
”Harapannya, dengan beroperasi Bandara Pondok Cabe, tidak membebani lagi arus penumpang dan barang maupun bandara yang menjadi hub,” ujar Budi. Secara ekonomis, lanjut Budi, rute langsung dari Jakarta ke daerah-daerah ini bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, bahkan idealnya sebagai jembatan penerbangan antardaerah berkembang yang selama ini tidak terjangkau.
Sedangkan dari sisi BUMN, rute ini akan meningkatkan kapasitas bisnis BUMN dari aspek bisnis penerbangan maupun pelayanan dan jasa bandara. Dia menjelaskan, Angkasa Pura II bersama Garuda Indonesia dan Pelita telah melakukan pembahasan lebih detail mengenai teknis operasional bandara yang berlokasi di kawasan Tangerang Selatan tersebut.
”Kami saat ini sudah dalam perencanaan pelaksanaan teknis, semoga segala sesuatunya akan berjalan lancar,” imbuhnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan, Bandara Pondok Cabe saat ini masih dalam proses resertifikasi bandara khusus. Selanjutnya, akan diproses untuk sertifikasi bandara umum.
”Beberapa persiapan sudah dilaksanakan, antara lain pemagaran, pengaspalan kembali runway, marking runway, dan pemasangan lighting, serta telah dilakukan pengetesan landasan,” tuturnya. (dan)
(Rani Hardjanti)