Saat ini, Saratoga mengakuisisi saham PT Agra Energi Indonesia, sebuah Perusahaan yang melakukan tahap awal eksplorasi migas yang berfokus pada eksplorasi aset dan laut dalam di Indonesia Timur.
Kedua, melalui akuisisi terhadap saham PT Batu Hitam Perkasa, Saratoga mempunyai kepemilikan di Paiton Energy, salah satu IPP terbesar di Indonesia. Perusahaan ini mengoperasikan dua unit pembangkit listrik, yakni unit 7/8 dan unit 3 dengan kapasitas total pembangkit 2.035MW, yang merupakan bagian dari Paiton Power Station yang melayani jaringan listrik Jawa-Bali.
Kemudian investasi yang terakhir dilakukan pada Heyokha Investment, sebuah perusahaan investasi yang memungkinkan Saratoga untuk memperluas kemampuan dalam berinvestasi di ekuitas publik dan swasta.
Kendati begitu Michael mengakui, penurunan harga komoditas dan kondisi perekonomian domestik yang cukup dinamis selama 2015 telah memangkas laba bersih dari entitas perusahaan yang dicatat dengan metode ekuitas dari Rp764 miliar menjadi Rp477 miliar. Perusahaan juga mengalami kerugian kurs sebesar Rp272 miliar dan peningkatan beban bunga sebesar Rp91 miliar.
"Kondisi makro ekonomi mempengaruhi bisnis perusahaan investasi, namun dengan strategi diversifikasi yang tepat dan manajemen yang teruji dan solid dengan didukung oleh fundamental bisnis dari perusahaan investasi yang kuat, Saratoga mampu mengatasi hambatan dan mengidentifikasi peluang investasi yang menarik," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)