DENPASAR - Harga tertinggi pada rumah tipe menengah di Bali tumbuh sebesar 2,21 persen (yoy) pada triwulan IV-2015. Dan peningkatan terendah terjadi pada rumah tipe besar yang tumbuh sebesar 1,43 persen (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati mengatakan, secara triwulanan, kenaikan harga terjadi pada tipe rumah menengah dan besar. Peningkatan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe menengah dengan kenaikan sebesar 0,89 persen (qtq). (Baca juga: Properti Bali Buat Investor Bergairah)
“Sedangkan untuk tipe besar mengalami peningkatan harga sebesar 0,13 persen (qtq) dan tipe kecil tidak mengalami kenaikan harga,” jelasnya di Denpasar, Selasa (5/4/2016).
Dewi menjelaskan, hasil survei pada triwulan IV-2015 mengkonfirmasi bahwa dana internal perusahaan dan pembiayaan bank tetap menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial dengan share masing-masing mencapai 39 persen dan 53 persen.
Komposisi pembiayaan sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan III-2015 yang tercatat sebesar 36 persen (komposisi dana internal) dan 51 persen (komposisi pembiayaan dari bank).
Begitu pula komposisi pembiayaan dari konsumen melalui "down payment" hanya sebesar empat persen, lebih rendah dari triwulan III-2015 yang tercatat 7,95 persen. Dia mengatakan, dari sisi konsumen, fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) tetap menjadi pilihan utama pembiayaan konsumen untuk semua jenis tipe rumah. (Baca juga: Potensi Bisnis Properti di Bali Kian Seksi)
Sedangkan untuk jenis tipe rumah kecil, jumlah konsumen yang menggunakan pembiayaan KPR mencapai 71,33 persen, lebih rendah dari triwulan III-2015 sebesar 79,33 persen.