JAKARTA - Indonesia menjadi negara dengan penyelesaian pembangunan gedung terbanyak kedua di dunia setelah China pada 2015. Dewan Gedung Tinggi atau Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) mencatat sedikitnya ada sembilan gedung pencakar baru yang berdiri kokoh di Indonesia pada tahun lalu.
Untuk itu Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) berencana meresmikan CTBUH chapter Indonesia, pada Kamis 16 Juni 2016.
Acara yang diselenggarakan atas kerjasama CTBUH dengan Jakarta Property Institute (JPI), Farpoint, dan Sequis Tower itu digelar dengan tajuk "Tall Buildings: Where Does Jakarta Stand in the Global Picture?"
Seperti yang dikutip dari laman resmi CTBUH, Kamis (1/6/2016), acara yang digelar di Sequis Tower tersebut rencananya juga akan membahas soal masa lalu, sekarang, dan masa depan para gedung pencakar langit di Jakarta.
Jika pertumbuhan penduduk Indonesia terus bertumbuh, negara akan memiliki populasi ketiga terbesar di dunia pada 2043, di bawah China dan India. Kondisi tersebut mewakili keterbatasan pertumbuhan horisontal kota-kotanya. Dengan demikian, gedung-gedung tinggi menjadi alat penting pembangunan perkotaan.
Tetapi sejauh mana tiap wilayah tersebut, termasuk Jakarta tetap melaksanakan pembangunan dengan memperhatikan realitas ekonomi lokal, budaya, dan lingkungan?
Dalam acara tersebut juga Penasihat Teknis Farpoint Dougie Crichton akan memaparkan rincian proyek-proyek bangunan tinggi perusahaannya di Indonesia. Sementara itu Direktur Eksekutif CTBUH Antony Wood akan memaparkan bagaimana tren global vertikal dalam perkotaan.
(Rani Hardjanti)