JAKARTA – Investor pemula sering kali kebingungan untuk menentukan instrumen investasi yang sesuai untuknya. Mereka juga terkadang belum memahami keuntungan dan risiko di balik masing-masing jenis investasi.
Perencana Keuangan sekaligus Managing Director Rula Fioney Sofyan Ponda memberikan tips bagi investor pemula untuk mengalokasikan dananya ke investasi reksadana. Ony – sapaan akrabnya — menilai bahwa instrumen reksadana jauh lebih mudah dan ringan bagi investor pemula dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.
“Awalnya pasti reksadana dulu karena lebih terjangkau, reksadana itu dengan uang Rp250 ribu bisa. Kalau sudah punya reksadana kita pasti ingin naik kelas dong, kalau sudah siap baru saya rekomendasikan ke saham,” ujarnya dalam Acara Kartini Expo 2017 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Sabtu, (22/4/2017).
“Permisalannya, kalau Anda suka bikin gado-gado kita meracik sendiri bahan-bahannya. Isinya apa saja, itulah saham, kita yang menentukan porsinya. Kalau reksadana itu sudah teracik. Jadi tinggal memilih mau yang beli sendiri atau yang sudah teracik,” tambahnya.
Setelah dirasa cukup memahami dunia investasi, seorang investor dapat memilih instrumen saham. Akan tetapi, sebelum memulai menabung saham, seorang investor harus mempertimbangkan karakter dirinya, tujuan keuangan dan risikonya. Dengan demikian, investor dapat memilih investasi saham yang tepat.
“Tujuan keuangan berapa, kapan, dan bagaimana mencapainya. Itu disesuaikan dengan karakternya, kalau karakter dia jantungan ya tidak mungkin saya rekomendasikan dia untuk saham. Saham pun ada tingkatannya, ada high risk, medium risk, dan low risk, nah saya sesuaikan dengan karakternya,” tambah dia.
Menurutnya, tabungan saham adalah salah satu solusi cerdas untuk melakukan investasi jangka panjang. Apabila dicermati, menabung saham tidak seseram dan sesulit yang dipikirkan oleh orang kebanyakan, bahkan tabungan saham adalah salah satu instrumen investasi yang paling terjamin.
“Saya punya teman, gajinya hanya Rp3,4 juta. Setiap bulan dia menyisihkan Rp500 ribu untuk menabung saham. Belum sampai setahun profitnya sudah lebih dari gajinya,” ujarnya.
Saat ini pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mendorong penambahan jumlah investor ritel di pasar modal Indonesia. Selain menambah likuiditas pasar modal, investor ritel mendapat keuntungan dari investasi jangka panjang pada berbagai instrumen investasi yang tersedia, seperti reksadana, saham, obligasi, dan lainnya. (tro)
(Rani Hardjanti)