Bank sentral telah mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah di level 4,75% sejak November tahun lalu, untuk menjaga daya beli dan mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi diatas 5% sepanjang 2017, seiring dengan membaiknya harga komoditas global yang memberi dampak positif terhadap kinerja ekspor. Meski, pada Juni kegiatan ekspor dan impor turun karena bulan puasa dan menjelang Lebaran.
Data Badan Pusat Statistik memperlihatkan total ekspor turun sebesar 11,82% secara tahunan dengan nilai USD11,64 miliar, hal yang sama terjadi pada impor yang turun sebesar 17,21% dibanding periode yang sama tahun lalu dengan nilai USD10,01 miliar, sehingga neraca perdagangan masih mencatat surplus sebesar USD1,63 miliar. Selama periode Januari hingga Juni, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD7,63 miliar, angka ini hampir naik dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar USD4,13 miliar.
“Penurunan ekspor pada Juni lalu hanya sementara karena libur Lebaran yang lebih panjang, secara keseluruhan kinerja ekspor masih memperlihatkan kinerja positif, yang tercermin pada masih tingginya surplus neraca perdagangan,'' terang Fakhrul.
Dengan masih terjaganya keseimbangan eksternal dan internal, Fakhrul menilai bank sentral akan lebih memantau transmisi kebijakan moneter yang ada terhadap sektor keuangan khususnya perbankan yang tercermin pada angka pertumbuhan kredit, sementara itu, dengan melihat kondisi inflasi yang lebih lemah dari perkiraan semula di negara-negara maju akan membuat BI sedikit lebih dovish.
(Fakhri Rezy)