JAKARTA - Kondisi Ekonomi Indonesia belakangan tengah dilanda isu pelemahan daya beli. Isu tersebut pun ternyata berefek domino dengan menurunnya geliat sektor retail di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa tidak benar jika daya beli mengalami penurunan khususnya pada sektor retail. Pasalnya menurut data yang ada pada dirinya, tidak ada penurunan terhadap daya beli yang memikul sektor retail.
Sehingga Enggar meminta kepada siapa pun untuk tidak melempar isu terkait menurunnya daya beli di sektor retail. Karena hal tersebut bisa menimbulkan dampak yang tidak baik.
Baca juga: Hari Belanja Diskon Indonesia Digelar Agustus, Apa Alasannya?
"Saya mohon untuk tidak melemparkan pernyataan yang tidak didasari data. Karena persepsi yang timbul dari statement tersebut bisa menimbulkan dampak yang tidak baik," ujarnya saat ditemui di Jakarta International Expo (JIExpo), Jakarta, Selasa (15/8/2017).
Hingga semester I-2017, lanjut Enggar, perusahaan retail justru mengalami pertumbuhan. Bahkan menurut Enggar, sektor retail menunjukkan grafik pertumbuhan yang sangat baik dari segi pendapatan keuntungan (laba).
Baca juga: Incar Rp20 Triliun, Hari Belanja Diskon Diharapkan Tingkatkan Konsumsi
"Sampai dengan semester I-2017, perusahaan-perusahaan publik yang bergerak di sektor retail justru mengalami pertumbuhan," jelasnya.
Meskipun begitu, Enggar mengakui memang dari beberapa ada satu yang mengalami penurunan penjualan. Penurunan yang terjadi karena perusahaan tersebut tidak adaptif terhadap perkembangan zaman saja.
Baca juga: Buka Hari Belanja Diskon Indonesia, Mendag Harap Bisa Jadi Surga Belanja Wisatawan Asing
"Penurunan hanya beberapa toko saja, tapi semuanya meningkat. Mitra Adi Perkasa (MAP) saja meningkat pada ini saja sudah dibilang tergerus online. Matahari Putra Prima bersaing dengan Mataharimall.com kinerjanya naik, Ramayana Lestari Sentosa juga naik dan lainnya," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)