Tak Mungkin Larang Produk Asing Masuk, Produk Kreatif Harus Naik Kelas!
JAKARTA - Produk kreatif dalam negeri harus didorong untuk naik kelas demi bisa bersaing dengan barang impor. Pasalnya, untuk menahan produk impor memerlukan banyak usaha.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, sebagai bagian dari pasar global, pengusaha Indonesia harus bersaing secara sehat. Salah satunya, dengan mengemas produk dalam negeri sesuai dengan standar internasional.
"Kita tidak bisa hentikan produk asing. Kami menutup diri dari produk asing tidak bisa. Kita adalah bagian dari produk ini. Yang bisa kita lakukan adalah dengan meningkatkan produk kita agar tidak kalah dengan mereka," ujarnya di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Baca Juga: Market Share Hanya 1,4%, Jokowi Siap Intervensi Pasar Industri Kerajinan
Oleh karena itu, Kemendag terus mendukung upaya pengembangan produk kreatif Indonesia, sehingga dapat mendorong peningkatan ekspor melalui program-program yang dapat menggerakkan industri dan bisnis.
Enggar mengatakan, Industri Kecil Menengah (IKM) perlu dibantu untuk meningkatkan citra produk IKM, sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan promosi. Oleh karena itu, dengan menggandeng Plaza Indonesia, maka IKM dapat melakukan promosi dengan menampilakn produknya di Plaza Indonesia.
"Tetapi dengan kerjasama di berikan kesempatan seperti di Plaza Indonesia ini, IKM pun akan semakin dicintai," kata dia.
Baca Juga: Pernah Jadi Perajin, Jokowi Ungkap Masalah Utama Industri Kreatif
Sekadar informasi, Pasar Kreasi Indonesia, menghadirkan ragam kategori produk untuk mengarahkan peIaku usaha agar siap masuk daIam strategi bisnis berorientasi ekspor. Para pelaku usaha yang terseleksi ini merupakan representasi dari beragam produk kreatif bernilai tambah Indonesia mulai dari kain tradisional khas Indonesia, fashion hingga dekorasi rumah dan mebel.
HasiI karyanya dapat ditemui di lantai 3 dan 4 Plaza Indonesia. Pasar Kreasi Indonesia, berlangsung dari 21 Agustus hingga 24 September 2017 di Plaza Indonesia, Jakarta serta diikuti oIeh 31 perusahaan terseleksi.
(Martin Bagya Kertiyasa)
