JAKARTA - Tutupnya sejumlah gerai milik perusahaan ritel ternama membuat banyak yang beranggapan jika daya beli dan ekonomi Indonesia tengah berada dalam kondisi lesu. Yang terbaru adalah perusahaan ritel besar yakni Matahari Departement Store yang akan menutup dua gerainya di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Berly Martawardaya mengakui jika konsumsi Indonesia saat ini menurun. Khususnya konsumsi produk-produk yang dipakai sehari-hari seperti pakaian.
Baca Juga: Matahari Tutup 2 Gerai, Bos Hypermart: Itu Hal yang Biasa
Sedangkan untuk konsumsi yang bersifat hiburan atau senang-senang justru semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat yang membeli tiket liburan baik dalam maupun luar negeri.
"Ya kalau kita lihat data konsumsi, data konsumsi yang berkurang itu adalah data konsumsi pakaian, tapi untuk konsumsi yang senang-senang atau liburan, itu masih cukup tinggi lah begitu," ujarnya saat ditemui di Hotel Akmani, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Menurut Berly, alasan mengapa konsumsi baju terus menurun adalah karena masyarakat yang menahan uangnya untuk membeli baju. Apalagi, baju atau pakaian memiliki ketahanan yang sangat lama.
"Jadi kalau tadi yang beli baju tiap tiga bulan jadinya, enam bulan sekali atau setahun sekali. Jadi baju kan tahan lama juga ya," kata Berly.
Baca Juga: Matahari Tutup 2 Gerai, Mendag: Sudah Sepi untuk Apa Dipertahankan?
"Kalau lihat dari pak Ari Kuncoro, dekan kami juga, bahwa skala dengan ekonomi yang stabil, ya satu secara kuantitatif ya 5,01%, 3 semester atau satu setengah tahun itu rata-rata, jadi tinggal dipoles mau menjadi stagnan atau dibilang menyimpan energi. Nah ini, sepertinya menunggu kenaikan, baru konsumsinya ditingkatkan untuk pakaian, kemudian, " imbuhnya.
(Dani Jumadil Akhir)