Atasi Disparitas Harga, Tol Udara Siap Beroperasi Bulan Ini di Papua
JAKARTA - Disparitas (perbedaan) harga barang di wilayah timur Indonesia masih menjadi PR pemerintan lantaran urusan logistik yang masih menuai banyak tantangan untuk menuju ke daerah terluar, terpinggir dan tertinggal (3 T).
Harga barang di wilayah timur dan sentral Indonesia perbedaannya masih terpaut jauh sehingga pemerataan masih harus jadi konsen pemerintah. Terkait itu, Kementerian Perhubungan tengah menyusun program baru, yakin tol udara (jembatan udara).
Program tersebut mirip dengan tol laut yang mana untuk mendukung aktivitas logistik ke wilayah timur dengan mengandalkan jalur laut. Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan Sugihardjo, dengan tol laut hasilnya cukup efektif.
Baca juga: Pemkab Jayawijaya Minta Realisasi Tol Udara untuk Kargo
"Program tol laut itu sudah signifikan mengurangi harga 20%, dan ini semua akan terus kita tingkatkan supaya jangan sampai hanya bisa ongkos transportasi murah tapi tidak berpengaruh terhadap harga di pihak konsumen," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Agar persoalan disparitas harga di wilayah timur, pemerintah tidak ingin hanya mengandalkan jalur laut. Pemerintah juga ingin memanfaatkan jalur udara yang memiliki sejumlah keunggulan.
Dia memastikan bahwa program jembatan atau tol udara ini segera beroperasi bulan ini yang mana akan menjadi bandara utama pada program tersebut berada di Timika, Wamena, dan Dekai. Kemudian, untuk tahap awal rute dari tol udara ini ada sebanyak 12 rute. Masing-masing Bandara utama tersebut melayani 4 rute penerbangan.
Baca juga: Menhub: Tol Udara Bakal Diterapkan di Kaltara-Papua
"Lelangnya sudah dijalankan. Mudah-mudahan bulan ini bisa operasi. Tahun depan kita akan tambah dari 12 jadi 18 rute. Simpulnya tambah 1 kalau tidak salah," tandasnya.
(Rizkie Fauzian)
