JAKARTA - Transaksi e-commerce Indonesia ditargetkan mencapai USD130 miliar di 2020. Bahkan di 2020 Indonesia diprediksi bisa menjadi negara dengan transaksi e-commers terbesar di antara negara ASEAN.
Kepala Subdit Tata Kelola e-Business Direktorat e-Businnes Kominfo, Nyoman Adhiarna mengatakan jumlah transaksi ini tidak hanya berasal dari penjualan saja tapi juga dari transaksi transportasi online yang juga masuk kedalam transaksi e-commerce.
"Angka ini dari 1.000 teknopreneurs, Unicorn, perusahaan kapital market USD50 milion, Go-Jek, Bukalapak, startup yang bagus di Indonesia," ungkapnya di Jiexpo, Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Baca Juga: Marak Jual Beli Data Nasabah, Hati-Hati saat Lakukan 4 Hal Ini!
Selain itu, Nyoman menilai bahwa pertumbuhan internet juga ikut mempengaruhi angka tersebut. Pihaknya mencatat dalam empat tahun terkahir ini pertumbuhan internet mencapai 11,3% dan pertumbuhan e-commerce 0,9%.
Dia melanjutkan, dengan pertumbuhan internet ini maka peluang meningkatkan e-commerce juga semakin tinggi. Selain itu, akun perbankan juga meningkat tapidirinta mengatakan peningkatan ini belum mampu menaikkan transaksi e-commerce sehingga ia berharap masyarakat yang mempunyai akun perbankan juga lebih meningkat lagi.
"Ada peluang besar untuk dorong e-commerce. Data 2016, 30% orang dewasa punya bank akun. 7% gaji dibayar secara penuh di akun bank. Banyaknya masih cash," jelasnya.
Baca Juga: Bisnis Online vs Offline Kian Sengit, Apa Kata Mendag?
Menurutnya, untuk mendorong angka proyeksi tersebut harus sejalan antara pertumbuhan dan transaksi e-commerce nya sehingga masyarakat yang belum mempunyai akun bank huga harus meningkat. Sebab saat melakukan transaksi e-commerce harus melalui akun perbankan.
"Tadi saya sampaikan akses broadband dan mobilephone ini macu e-commerce. Kita relatif lebih cepat, dan financial inclusion sekitar 30% orang dewasa punya akun bank tapi walaupun sudah punya device percuma saja (kalau tidak punya akun bank)," tukasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)