JAKARTA - Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari terakhir di tahun 2017 akan ditandai dengan pencatatan saham PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR).
Perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan dan distribusi rajungan ini menjadi perusahaan terakhir yang melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di tahun 2017. Dengan demikian, perusahaan IPO di 2017 sebanyak 37 perusahaan atau melebihi target BEI yaitu 35 perusahaan.
Kedatangan Prima Cakrawala Abadi ke lantai pasar modal menggenapi jumlah perusahaan tercatat menjadi 566 perusahaan.
Baca Juga: BEI: 4 Perusahaan Siap Melantai di 2018, Ini Daftarnya
Jumlah Saham yang ditawarkan dalam IPO ini adalah sebanyak 466.666.700 lembar saham baru dengan harga penawaran Rp150 per saham. Dengan jumlah tersebut, maka perusahaan akan meraih dana segar sebesar Rp72,33 miliar.
Presiden Direktur PCA Foods Raditya Wardhana mengatakan bahwa perusahaan akan melepas sebanyak 466,6 juta saham baru atau sekitar 40% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
"Dengan kisaran harga IPO itu, diharapkan kami dapat meraih dana IPO sekitar Rp67,66 miliar hingga Rp72,33 miliar," ujarnya.
Baca Juga: BEI: 37 Emiten Catatkan Saham di 2017, Total Nilainya Rp9,4 Triliun
Dalam menjalankan bisnisnya, ia menyampaikan bahwa pihaknya memproduksi dan menyediakan ranjungan kalengan untuk perusahaan di Amerika Serikat (AS). Total ekspor perseroan ke AS sejak awal tahun hingga Agustus 2017 sebesar 292.291 kilogram (kg). Sementara tahun sebelumnya mencapai 271.620 kg. Selain AS perseroan juga mengekspor ke Inggris, Bahrain, Singapura dan Malaysia.
"Sejak perseroan melakukan ekspor perdana pada 2014, perseroan sudah memiliki pelanggan tetap mancanegara. Mayoritas pelanggan berlokasi di beberapa negara bagian di AS, yakni Florida, Boston, New york, dan Baltimore," paparnya.
Baca Juga: Dirut BEI Minta Gojek, Tokopedia, dan Bukalapak Segera IPO
Adapun rencana penggunaan dana setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi saham, akan digunakan sekitar 28,10% untuk belanja modal perseroan dan sekitar 71,90% akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Perseroan telah menunjuk, PT Artha Sekuritas Indonesia (SH) dan PT Lotus Andalan Sekuritas (YJ) selaku penjamin pelaksana emisi efek.
(Dani Jumadil Akhir)