Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rupiah Sepanjang 2018 Diproyeksi Bisa Sentuh Level Rp13.800/USD

Lidya Julita Sembiring , Jurnalis-Senin, 08 Januari 2018 |20:43 WIB
Rupiah Sepanjang 2018 Diproyeksi Bisa Sentuh Level Rp13.800/USD
Ilustrasi: (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah mematok nilai tukar rupiah sebesar Rp13.500 per dolar Amerika Serikat (AS) di Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Patokan ini menurun Rp100 dari Rp13.400 di APBN 2018.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, rupiah ditetapkan melemah di tahun ini dianggap masih di dalam batas wajar. Karena pada 2017 lalu, nilai tukar di tetapkan Rp13.400 per USD namun realisasi bisa mencapai lebih kuat yakni Rp13.384 per USD.

"Tahun 2018 rupiah diproyeksi akan berada di level Rp13.500. Masih cenderung fluktuatif sampai akhir tahun," ungkap Bhima kepada Okezone.

Baca Juga: Cadangan Devisa Naik, Rupiah Malah Tertekan ke Rp13.429/USD

Bhima menyatakan, rupiah di 2018 akan mengalami pelemahan tertinggi mencapai Rp13.800 per USD, artinya lebih tinggi dari 2017 yang anjlok terendah mencapai Rp13.645 per USD.

Seperti diketahui, di kuartal IV-2017 sempat anjlok hingga mencapai Rp13.600 per USD. Bahkan rupiah pernah tercatat mencapai Rp13.645 per USD (Data Reuters, Jumat, 27/10/2017).

Sedangkan data Bank Indonesia (BI), pada hari yang sama Jisdor mencatat nilai tukar rupiah mengalami pelemahan hingga Rp13.630 per USD. Nilai ini tercatat anjlok tinggi dari hari sebelumnya (Kamis, 26/10/2017) rupiah tercatat Rp13.560 per USD dan Reuters di hari yang sama mencatat Rp13.582 per USD.

Baca Juga: Target Penerimaan Pajak 2018: Ambisius dan Sulit Tercapai

Bhima menjelaskan, tahun 2018 ini rupiah yang anjlok akan dipengaruhi oleh beberapa hal mulai dari perekonomian domestik hingga global. Salah satunya yang mempengaruhi yakni kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral AS.

"Rupiah anjlok Rp13.800 maksimal. Hal itu akan mengorbankan cadangan devisa kita yang Desember ini mengalami kenaikan menjadi USD130 miliar. Faktornya reformasi kebijakan AS akan memicu capital outflow," jelasnya

Menurutnya, dana asing sepanjang 2017 di pasar modal tercatat keluar sebesar Rp40 triliun. Selain itu Fed rate diprediksi akan naik hingga 4 kali di 2018 atau total naik 1%. Fed rate menyebabkan investor mengalihkan dananya ke AS.

Selain itu, ketegangan politik di Semenanjung Korea dan Timur Tengah di nilai masih akan mewarnai sentimen negatif pada mata uang negara-negara berkembang di Asia, salah satunya Indonesia.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement