NEW YORK - Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Harga minyak dunia turun karena para investor mencari alasan untuk mengunci keuntungan mereka setelah kenaikan tinggi baru-baru ini.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun USD0,57 menjadi menetap di USD63,73 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, turun USD1,11 menjadi ditutup di USD69,15 per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Tembus USD70/Barel, Level Tertinggi 3 Tahunan
Para pedagang menjadi berhati-hati setelah reli baru-baru ini, namun para analis mengatakan permintaan kuat mendukung harga minyak di dekat level tinggi.
Harga minyak dunia meroket mendekati level tertinggi tiga tahun terakhir di USD70 per barel. Kenaikan terjadi di tengah tanda-tanda bahwa pemotongan produksi oleh OPEC berlanjut dan Rusia memperketat pasokan. Namun para analis memperingatkan "bendera merah" karena melonjaknya produksi Amerika Serikat.
Baca Juga: Harga Minyak Kembali Turun, Diserang Kenaikan Produksi Minyak AS
Sebuah kesepakatan pemotongan produksi antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen-produsen lainnya telah membantu mengangkat harga minyak secara kuat.
Meningkatnya tanda-tanda pengetatan pasar setelah tiga tahun mengalami kelebihan pasokan telah memperkuat kepercayaan di kalangan para pedagang dan analis bahwa harga-harga dapat dipertahankan di dekat level saat ini.
Bank of America Merrill Lynch pada Senin menaikkan perkiraan harga Brent 2018 menjadi USD64 per barel dari USD56, memproyeksikan defisit 430.000 barel per hari (bpd) dalam produksi minyak dibandingkan dengan permintaan tahun ini.
Faktor lain, termasuk risiko politik, juga telah mendukung minyak mentah.
Baca Juga: OPEC Prediksi Permintaan Minyak Dunia Naik Tajam Tahun Ini
"Fundamental-fundamental yang lebih ketat adalah pendorong utama reli harga, namun risiko geopolitik dan pergerakan mata uang seiring dengan uang spekulatif secara bersamaan telah memperburuk pergerakan tersebut," tertulis dalam laporan Bank AS JPMorgan.
Namun, sejumlah analis telah memperingatkan bahwa reli 13% sejak awal tahun ini dalam jangka pendek dapat mereda, karena pemeliharaan kilang global dan meningkatnya produksi Amerika Utara.
Jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS meningkat sebanyak 10 rig menjadi 752 rig pada minggu lalu, kenaikan terbesar sejak Juni, menurut laporan mingguan Baker Hughes yang dirilis pada Jumat lalu. Ini adalah kenaikan terbesar sejak Juni 2017.
Di Kanada, perusahaan-perusahaan energi hampir melipatgandakan jumlah rig pengeboran minyak mereka minggu lalu menjadi 185 rig, tingkat tertinggi dalam 10 bulan terakhir.
Konsultan JBC Energy yang berbasis di Wina memperkirakan produksi Amerika Serikat akan tumbuh 600.000 barel per hari pada kuartal pertama 2018 dibandingkan setahun sebelumnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)