Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Alasan Banyak Pilot Asing di Penerbangan Indonesia Timur

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 25 Januari 2018 |09:38 WIB
   Ini Alasan Banyak Pilot Asing di Penerbangan Indonesia Timur
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Perhubungan tengah mencari formulasi untuk mengatasi rendahnya kualitas pilot Indonesia dan tingginya angka pengangguran.

Tercatat, data Kementerian Perhubungan menyebutkan, saat ini ada sekitar 600 pilot baru atau AB Initio yang masih menganggur. Mereka adalah pilot-pilot baru yang nol jam terbang di maskapai penerbangan, namun sudah meraih sertifikat pilot komersial.

Padahal, untuk bisa memiliki sertifikat tersebut, biaya yang diperlukan tidaklah murah. Sepanjang pendidikan, calon pilot harus merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah.

 Baca juga: Banyak Pilot Nganggur, Menhub: Sekolah Penerbang Jangan Hanya Cari Duit

Melihat banyaknya pilot yang menganggur, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berpesan agar para pilot pemula dapat meningkatkan kompetensi agar bisa bersaing dan penyerapan tenaga pilot bisa dilakukan secara optimal.

Dia meminta pilot muda tersebut mengikuti magang terlebih dahulu selama enam bulan atau satu tahun.

“Contoh bule-bule yang mengumpulkan jam terbang di Papua, anggap saja mengabdi terhadap negeri ini,” katanya.

 Baca juga: 600 Pilot Menganggur, Menhub Tutup 2 Sekolah Penerbangan karena Tidak Berkualitas

Menurut Budi Karya, para pilot bule itu rela dibayar murah di lokasi yang jauh dari ingar-bingar kota besar, semata menjaga agar kompetensi mereka tetap terasah dan lisensi penerbang mereka tidak mati.

Secara total, saat ini jumlah pilot di Indonesia mencapai 7.150 orang untuk melayani penerbangan dalam dan luar negeri. Dari jumlah tersebut, jumlah pilot asing hingga 2016 mencapai 564 orang. Keberadaan pilot menganggur ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia, New Straits Times melaporkan bahwa di Malaysia pada 2012 lalu terdapat 1.100 pilot yang menganggur.

Berdasarkan data Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), institusi pelatihan pilot saat ini hanya mampu menyediakan 3.200 pilot dari total kebutuhan 9.150 pilot. Masalahnya, menurut ICAO, kualifikasi untuk menjadi pilot maskapai sangat tinggi menyebabkan hanya beberapa orang yang lulus ujian.

Industri penerbangan di Tanah Air dalam satu dekade terakhir memang tumbuh signifikan. Ini bisa dilihat dari jumlah pesanan pesawat yang mencapai ratusan unit oleh maskapai nasional seperti Lion Air Group sejak empat tahun lalu. Di samping itu, sekolah-sekolah penerbangan swasta untuk mencetak pilot baru juga bermunculan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement