JAKARTA - Harga minyak mentah dunia merangsek naik ke level USD70 per barel. Secara otomatis Indonesia sebagai negara net importir terkena dampaknya. Hal ini membuat harga produk dalam negeri meningkat dan daya beli menurun.
Baca juga: Kenaikan Harga Minyak di Luar Proyeksi Pemerintah
Institute for Develompment of Economics and Finance (Indef) menilai tingkat kecanduan impor Indonesia terhadap minyak kian mengkhawatirkan, akibatnya perekonomian sangat rentan dengan dinamika perekonomian global serta produktivitas nasional tidak pernah maksimal karena potensi ekonomi domestik tidak dikelola dengan baik.
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mencontohkan, ketika harga minyak mentah naik otomatis produk dalam negeri meningkat, karena harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual saat ini bukan dalam angka keekonomian. Selain itu, untuk perusahaan yang menggunakan bahan baku minyak mentah jelas biaya operasionalnya naik.
Baca juga: Harga Premium Tidak Naik, Ini Plus Minus Dampak Kenaikan Harga Minyak
"Hal ini membuat perusahaan menyesuaikan harga jualnya. Nah, konsumsi pun kena karena energi tinggi," tuturnya, di Kantor INDEF, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Dia mengatakan, ketika terjadi penurunan daya beli maka akan mempengaruhi sumber utama pertumbuhan ekonomi terutama konsumsi rumah tangga dan investasi. Saat daya beli menurun maka rumah tangga akan menahan konsumsi saat ini.
Baca juga: Premium Seharusnya Dijual Rp8.925/Liter Akibat Kenaikan Harga Minyak
"Penurunan daya beli juga berpengaruh terhadap aktivitas dunia usaha, tidak hanya yang berbasi konsumen tapi juga akan berimbas ke sektor produksi," tuturnya.
(Fakhri Rezy)