Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Emas Merosot Tertekan Penguatan Dolar AS

Antara , Jurnalis-Rabu, 28 Februari 2018 |08:13 WIB
Harga Emas Merosot Tertekan Penguatan Dolar AS
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

CHICAGO - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange membukukan kerugian lebih dari 1% pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Harga emas turun karena indeks dolar AS rebound setelah ketua Fed baru berjanji akan menaikkan suku bunga secara bertahap.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April jatuh USD14,2 atau 1,07%, menjadi menetap di USD1.318,60 per ounce.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Lagi ke Rp649.000

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 18,8 sen atau 1,13%, menjadi menetap di USD16,434 per ounce. Platinum untuk penyerahan April turun USD17,2 atau 1,72%, menjadi ditutup pada USD984,60 per ounce.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengonfirmasi kepada para anggota parlemen pada bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga secara bertahap.

Baca Juga: Pelemahan Dolar Dorong Harga Emas Menguat

Powell mengatakan kepada para anggota parlemen dalam kesaksian kebijakan moneter pertamanya bahwa "pengurangan secara bertahap kebijakan moneter akomodatif akan menopang pasar tenaga kerja yang kuat sambil mendorong kembalinya inflasi menjadi 2%." The Fed terus mengkaji beberapa penurunan inflasi tahun lalu karena "kemungkinan mencerminkan pengaruh sementara yang tidak kita harapkan akan berulang," tambahnya.

Para pengamat pasar memandang pernyataan Powell sebagai kelanjutan dari pendekatan pendahulunya tentang cautious hawkishness, yang segera memperkuat dolar.

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun ke Rp647.000

Indeks dolar AS, sebuah ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,49% menjadi 90,32 pada pukul 17.46 GMT, berbalik naik atau rebound di atas level 90.

Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Jika dolar AS naik maka emas berjangka akan turun, karena emas yang diukur dalam dolar AS menjadi kurang menarik bagi investor yang menggunakan mata uang relatif lemah.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement