Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penumpang Transjakarta Belum Capai 1 Juta Orang

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 02 Maret 2018 |13:21 WIB
Penumpang Transjakarta Belum Capai 1 Juta Orang
Foto: Koran Sindo
A
A
A

JAKARTA - Bus Transjakarta belum memenuhi target 1 juta penumpang per hari, padahal jumlah bus, koridor, rute, dan subsidi, lebih banyak dibandingkan awal-awal pengoperasian Transjakarta pada 2011. 

Saat ini jumlah bus yang dioperasikan setiap harinya rata-rata 1.300 unit. Ribuan bus itu melayani 13 koridor. Sementara pada 2011 jumlah bus hanya 700 unit yang beroperasi di 10 koridor. Dari sisi subsidi juga lebih besar, sekarang Rp2,8 triliun sementara pada 2011 hanya Rp600 miliar. 

“Seharusnya PT Transportasi Jakarta tidak cepat bangga dengan pencapaian penumpang yang baru sekitar 502.389 orang,” kata Direktur Institut Studi Transportasi (Instrans) Dharmaningtyas kemarin. Semestinya Transjakarta bisa mencapai target 1 juta penumpang. 

“Jadi cara menghitungnya seperti itu. Bukan bangga dengan peningkatan jumlah penumpang, tapi enggak menghitung perbandingannya,” ujarnya. Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Transportasi Jakarta seharusnya mampu membina operator eksisting untuk meningkatkan layanan angkutan umum, bukan malah membinasakan sehingga target penumpang 1 juta dapat tercapai. 

“Desain awal PT Transjakarta itu bukan mengadakan bus, tapi membina operator untuk mengadakan bus. Rangkul operator eksisting, ini malah membinasakannya setelah memiliki jalur eksisting,” ungkapnya. PT Transportasi Jakarta memang membanggakan dengan pencapaian 502.389 penumpang pada Rabu (28/2). 

Menurut Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono, prestasi tersebut memotivasi Transjakarta untuk meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan melalui pembukaan rute baru, integrasi moda transportasi massal, dan konektivitas. “Kami berterima kasih atas kepercayaan masyarakat yang mengandalkan layanan Transjakarta,” kata Budi. 

Dia mengatakan, ada sejumlah faktor yang merealisasikan peningkatan pelanggan yakni penambahan jumlah bus, perluasan rute, serta implementasi program Pemprov DKI melalui One Karcis One Trip (OK Otrip). Saat ini Transjakarta memiliki 13 koridor, 113 rute, dan 5 rute OK Otrip. 

Kemarin Transjakarta membuka dua halte di koridor XIII (Tendean- Ciledug), yakni halte Swadarma dan JORR. Pengoperasian dua fasilitas ini melengkapi halte yang telah ada sebelumnya, yaitu halte Tendean, Tirtayasa, Seskoal, Kebayoran Lama, Mayestik, Cipulir, Adam Malik, Puri Beta I, serta Puri Beta II.


“Setiap harinya di koridor XIII Transjakarta melayani 15.000 pelanggan. Kehadiran jalan layang khusus Transjakarta itu memberikan solusi mengatasi masalah kemacetan dan mobilitas masyarakat,” ungkap Budi. Untuk periode Januari-Februari 2018, bus kebanggaan warga kota Jakarta itu telah melayani 26 juta pelanggan. 

Angka ini diproyeksikan terus meningkat sehingga mampu mencapai target. Adapun Transjakarta mengangkut 144,86 juta pelanggan pada 2017 naik sekitar 17,09% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 123,71 juta. 

Demi peningkatan layanan di koridor XIII, Dinas Bina Marga DKI Jakarta merencanakan pembangunan skywalk pada pertengahan 2018 dengan anggaran Rp389 juta. Skywalk akan dibangun sepanjang 600-700 meter dari halte Kebayoran Lama menuju stasiun. 

Kepala Seksi Pembangunan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Imam A Nugraha mengatakan, skywalk membuat masyarakat tak perlu turun ke jalan raya untuk berganti moda transportasi. Lelang kegiatan pembangunan ini akan dimulai pada semester pertama 2018. “Diperkirakan pertengahan 2018 proyek mulai dikerjakan. 

Kalau mau berpindah dari KRL Commuter Line ke Transjakarta cukup melewati skywalk . Begitu juga kalau mau ke halte bus biasa ataupun sebaliknya,” ujarnya. Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Izzul Waro meminta Pemprov DKI mengopti-malkan koridor XIII tidak hanya pengintegrasian halte dengan stasiun dan mass rapid transit (MRT). 

Sarana prasarana juga harus diprioritaskan demi kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kenyamanan masyarakat. Di koridor XIII kondisi halte yang tinggi tidak dilengkapi eskalator/ lift ataupun tidak adanya elevated direct connection dengan bangunan-bangunan gedung di sepanjang koridor, padahal koridor ini berpotensi mengangkut penumpang dalam jumlah banyak. 

Dia juga menyarankan Pemprov DKI mendorong peran aktif pemilik gedung di sepanjang 9,3 km koridor layang tersebut untuk membangun direct access ke halte sehingga penumpang bisa naik turun bus. Direct access ini juga mempermudah mereka mengakses gedung atau bangunan lain tempat mereka bekerja atau beraktivitas. 

(bima setiyadi)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement