Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Venezuela Hapus 3 Nol di Mata Uang, Ini Penyebabnya

Antara , Jurnalis-Jum'at, 23 Maret 2018 |13:56 WIB
Venezuela Hapus 3 Nol di Mata Uang, Ini Penyebabnya
Foto: Venezuela Hapus 3 Nol di Mata Uang (Reuters)
A
A
A

KARAKAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro memutuskan kebijakan penyederhanaan mata uang bolivar, dengan menghapus tiga angka nol, di tengah lonjakan inflasi dan kemelut ekonomi, yang melanda negaranya.

Penyederhanaan mata uang bolivar itu akan dimulai pada 4 Juni, kata pemimpin sosialis tersebut. Kebijakan itu tidak akan berdampak terhadap nilai mata uang yang sama.

Kebijakan Maduro itu adalah gambaran atas kejatuhan mata uang bolivar, yang nilainya anjlok 99,99% jika dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat di pasar gelap sejak Maduro berkuasa pada April 2013.

 Baca Juga: Venezuela Luncurkan Mata Uang Digital, Namanya Petro

Namun, Maduro (55) mengatakan bahwa penyederhanaan itu adalah langkah baik dengan tujuan melindungi Venezuela dari spekulan mata uang dan perang ekonomi oleh Amerika Serikat.

Sejumlah pengamat mengatakan bahwa redenominasi mata uang itu tidak akan berdampak apapun terhadap krisis ekonomi di Venezuela dan hanya akan menjadi senjata psikologis untuk membuat warga melupakan betapa besarnya hiperinflasi yang terjadi.

Meski kebijakan tersebut nampak sebagai revaluasi mata uang, para ekonom menilainya hanya sebagai redenominasi mengingat negara tersebut tidak mengubah nilai tukar mata uang mereka.

 Baca Juga: Terbelit Utang, Rusia Beri Venezuela Keringanan Pembayaran

Warga Venezuela tidak diwajibkan untuk menyerahkan uang kas yang mereka punya, namun semua mata uang baru akan dicetak dalam denominasi yang baru.

Jutaan warga Venezuela kini harus bertahan di tengah kelangkaan bahan makanan dan obat-obatan akibat resesi ekonomi yang terjadi selama lima tahun terakhir. Menurut pengamat, krisis itu disebabkan oleh pemerintahan yang tidak kompeten dan besarnya angka korupsi. Namun Maduro membantahnya dan menuding negara-negara Barat sebagai penyebab krisis.

"Venezuela telah menjadi korban dari sebuah perang ekonomi yang brutal," kata Maduro, yang pemerintahannya telah kini menjadi sasaran sanksi ekonomi dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Kanada karena dinilai sering melanggar hak asasi manusia.

Maduro menyampaikan kebijakan terbarunya dalam sebuah acara yang disiarkan langsung di televisi untuk membicarakan pengenalan mata uang kripto berdasar harga minyak.

Pemerintah Venezuela pernah melakukan hal yang sama, mengurangi tiga angka nol dalam mata uang, sekitar 10 tahun yang lalu.

Harga di Venezuela sebesar 6.147% dalam 12 bulan terakhir pada Februari lalu, demikian perhitungan dari Dewan Nasional, atau hampir sama dengan perhitungan sejumlah ekonom independen.

Maduro akan kembali mencalonkan diri menjadi presiden dalam pemungutan suara pada 20 Mei mendatang.

Koalisi oposisi menyatakan akan memboikot pemilihan umum tersebut, meski salah satu tokoh mereka, Henri Falcon, akan mencalonkan diri. Dia berjanji akan mengganti mata uang Venezuela menjadi dolar AS sebagai cara mengatasi hiperinflasi dan merebut kembali kepercayaan pemodal.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement