Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mimpi Darmin: Ekspor Indonesia Tidak Bergantung pada Komoditas

Antara , Jurnalis-Jum'at, 20 April 2018 |17:51 WIB
Mimpi Darmin: Ekspor Indonesia Tidak Bergantung pada Komoditas
Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengharapkan sektor andalan ekspor Indonesia tidak lagi bergantung pada komoditas, namun berbasis pada produk industri manufaktur.

"Komoditas memang penting dalam ekspor, tapi kita ingin ke depan nonkomoditas, lebih ke industri," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Baca Juga: Mendag Justru Melihat Perang Dagang AS-China Malah Untungkan Indonesia

Darmin mengatakan, pemerintah mulai membenahi struktur ekspor dengan mengundang penanaman modal di sektor manufaktur maupun industri lainnya agar investasi tersebut bisa menghasilkan nilai tambah yang bermanfaat untuk penguatan ekspor.

Dia mengingatkan pembenahan dalam sektor ekspor ini sangat penting karena meski ekspor komoditas seperti mineral dan batubara, minyak dan gas maupun CPO menyumbang surplus pada neraca perdagangan, dampaknya tidak bertahan lama dalam situasi saat ini.

KPK Periksa Darmin Nasution Terkait Hadi Poernomo

"Kalau komoditas, semestinya tidak terlalu lama, karena dunia juga lagi tekan menekan soal dagang," katanya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor pada Maret 2018 mencapai USD15,58 miliar, naik sebesar 10,24% dibandingkan bulan sebelumnya yang senilai USD14,13 miliar.

Baca Juga: Usai Jepang, Mentan Targetkan Kuasai Ekspor Ayam di Asia

Beberapa sektor tercatat mengalami kenaikan kinerja ekspor, seperti sektor pertanian naik sebesar 20,01%, industri pengolahan naik 9,17% serta pertambangan dan lainnya naik 22,66%.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Maret 2018 terhadap Februari 2018 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar USD358,9 juta, diikuti besi dan baja sebanyak USD209,7 juta, dan bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD133,3 juta.

Kondisi ini yang merupakan pemicu terjadinya surplus neraca perdagangan Indonesia senilai USD1,09 miliar, setelah pada periode Januari dan Februari 2018 mengalami defisit.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement