AKARTA – PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) berencana ekspansi menambah armada kapal tahun ini. Karena itu, emiten pelayaran khusus yang bergerak di bidang penunjang industri hulu minyak dan gas tersebut berencana melakukan private placement.
“Guna mendanai rencana penambahan kapal baru tersebut, Perseroan berniat melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Dana hasil private placement akan digunakan untuk penyertaan modal pada entitas anak yaitu PT Suasa Benua Sukses (SBS) guna memperkuat struktur permodalan,” kata Direktur Utama Sillo Maritime Perdana Herjati dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/5/2018).
Ekspansi penambahan kapal baru tersebut direncanakan untuk memenuhi target perseroan tahun ini. Adapun Perseroan menargetkan pendapatan pada tahun ini naik sebesar 35% menjadi USD62,52 juta, dari pendapatan tahun 2017 sebesar USD46,314 juta.

Sepanjang 2017, perseroan menjajaki berbagai peluang ekspansi dan pengembangan usaha baik organik maupun inorganik. Perseroan serta melalui anak usaha telah melakukan ekspansi organik melalui penambahan aset dengan belanja kapal baru, yaitu MT Andaman Sea (sekarang bernama SHIP 111) dan TB PW Teguh (sekarang bernama TB S Cathrina).
Di sisi lain, pengembangan usaha inorganik dilaksanakan melalui penyertaan di perusahaan sejenis antara lain akuisisi 52% saham PT Pratama Unggul Lestari (PUL) pada Juni 2017.
”Dengan kinerja segmen jasa pelayaran dan keagenan, Perseroan pada tahun 2017 telah membukukan pendapatan sebesar USD46,314 juta atau naik 157,71% dibandingkan USD17,971 juta pada tahun buku 2016,” kata dia.

Hal ini terutama dikarenakan adanya peningkatan pendapatan akibat kembali beroperasinya FSO CNOOC 114 dan dari anak usaha yang diakusisi oleh Perseroan. Tak hanya itu, laba neto juga mengalami peningkatan 107,63% dari USD6,316 juta pada 2016 menjadi USD13,113 juta pada 2017. Laba komprehensif juga meningkat sebesar 109,60% menjadi USD13,026 juta pada 2017 dari USD6,215 juta pada tahun sebelumnya.
Kinerja Perseroan juga ditopang dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. Tahun lalu, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) rata-rata USD51,91 per barel, atau naik 27,0% dari ICP rata-rata 2016 di level USD40,13 per barel. Di tengah berbagai tantangan tahun lalu, kami berhasil membukukan kinerja di atas ekspektasi melalui penerapan strategi usaha yang tepat sasaran.
“Perseroan optimis target pendapatan dan laba bersih bisa tercapai tahun ini seiring dengan kondusifnya berbagai faktor ekonomi dan industri pelayaran. Harga minyak dan gas juga diproyeksikan stabil dan cenderung naik pada tahun ini sehingga bisa berkontribusi positif pada aktivitas produksi hulu migas,” kata selaku Direktur Independen SHIP Sumanto Hartanto.
Mengacu laporan keuangan, hingga kuartal I-2018, SHIP berhasil mencetak pendapatan sebesar USD12,33 juta, atau naik 33% dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD9,29 juta. Laba bersih pada periode tersebut mencapai USD2,03 juta. Seluruh pendapatan Perseroan diperoleh dari bisnis charter atau jasa penyewaan kapal dengan klien terbesar yakni dari CNOOC SES Ltd dan Petrochina International Jabung Ltd.
(Dani Jumadil Akhir)