Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

AirAsia Belum Berminat Terbang dari Bandara Kertajati, Apa Alasannya?

Ulfa Arieza , Jurnalis-Kamis, 24 Mei 2018 |20:12 WIB
AirAsia Belum Berminat Terbang dari Bandara Kertajati, Apa Alasannya?
Foto: AirAsia Belum Berminat Terbang dari Bandara Kertajati
A
A
A

JAKARTA - Maskapai penerbangan, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) belum berencana untuk menerbangi Bandar Udara Internasional Kertajati. Saat ini, satu maskapai berbiaya hemat (LCC) yang menyatakan siap untuk menerbangi bandara di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat itu adalah Citilink Indonesia.

CEO AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan menuturkan, segi konektivitas menjadi pertimbangan perseroan untuk menunda pendaratan di Bandara Kertajati. Meskipun dari sisi fasilitas Bandara Kertajati sudah terbilang engkap, akan tetapi belum ada transportasi yang mengakomodasi kota-kota di sekitar Majalengka ke lokasi bendara.

Belum lagi, lokasi bandara yang jauh dari pusat kota di Jawa Barat. Untuk saat ini, transportasi yang tersedia guna menjangkau Bandara Kertajati hanyalah melalui jalur tol.

"Kertajati ini kan jauh dari mana mana, ke Bandung lewat Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) mencapai 80 km, sementara kalau airport di-connect dengan kota terdekat hanya dengan tol road," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (24/5/2018).

 Melihat Wajah BIJB Kertajati, Bandara Kedua Terbesar di Indonesia Setelah Soetta

Jauhnya lokasi bandara ditambah dengan keterbatasan sarana transportasi membuat tingkat reliabilitas kedatangan penumpang secara tepat waktu (on time) menjadi rendah. Hal tersebut, dikhawatirkan menjadi kendala bagi AirAsia untuk menempatkan beberapa jadwal penerbangan, terutama penerbangan pagi.

"Sekarang katakan kalau saya taruh pesawat di Kertajati, mau ada flight jam 06.00 pagi, kalau yang tinggal di Bandung mau bangun jam berapa, 80 km," tutur dia.

Sebenarnya, kata Dendy, perseroan lebih menitikberatkan persoalan sarana trasnportasi yang memadai. Jauhnya lokasi, kata dia, bukan menjadi faktor utama.

 

Sebagai gambaran saja, Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) juga berjarak hingga 72 km dari pusat Kota Kuala Lumpur. Akan tetapi mereka menyediakan kereta api yang mampu menempuh waktu hanya 28 menit.

"Jadi nanti kalau misal Kertajati ada kereta yang bisa menghubungkan Kertajati dengan Bandung, atau mungkin jalur kereta super cepat Jakarta-Bandung pasti agak ramai tapi sebelum ada itu agak berat lah," jelasnya.

Sekadar informasi, pagi tadi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja melakukan pendaratan perdana atau historical landing di bandara yang terletak di Kabupaten Majakengka, Jawa Barat itu.

Kepala Negara berharap kehadiran bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta itu akan mendukung mobilitas masyarakat di Jawa Barat dan memberikan dampak perekonomian yang baik bagi daerah di sekitarnya.

 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement