HONG KONG - Bagi kalangan yang berdompet tebal dan hobi plesir, pergi ke kota-kota terkenal mahal di dunia seperti Zurich, Basel, Tokyo, Hong Kong, New York, Paris atau Dubai, membanggakan. Namun nama-nama kota di atas bukanlah merupakan kota paling mahal nomor satu di dunia. Laporan ECA International pada Juni 2018 ini, mendaulat Caracas, ibukota Venezuela sebagai kota paling mahal di dunia.
Mungkin kebanyakan pembaca tidak menduga, mengapa negara yang sedang dirundung krisis ekonomi bisa dinobatkan sebagai kota termahal dunia, mengalahkan nama-nama kota yang terkenal mahal selama ini. Jawabannya: hiper inflasi.
Regional Director-Asia di ECA International Lee Quane mengatakan, inflasi di Venezuela yang mencapai 7.000%! membuat biaya hidup di Caracas menjadi sangat mahal. "Situasi ekonomi di Venezuela semakin bergejolak dengan inflasi sebesar 7.000% hingga Maret 2018. Biaya barang telah meningkat tajam karena situasi ekonomi dan politik sangat memburuk," ujarnya seperti dikutip MarketWatch.
(Caraca Ibu Kota Venezuela, Foto : Shutterstock)
Bolivar, mata uang Venezuela telah kehilangan 97% dari nilainya pada 2017 kemarin. Membuat mata uang tersebut menjadi tidak berharga di masyarakat, bahkan beberapa menjadikannya kerajinan tangan. Sanksi ekonomi dari Amerika Serikat dengan tidak membolehkan Venezuela menjual minyaknya menambah dalam krisis ekonomi.
LA Times menulis harga selusin telur di Venezuela rata-rata senilai USD150 atau setara Rp2 juta (kurs Rp13.928 per USD). Seorang blogger menulis biaya naik taksi 15 menit setara dengan USD158.
Dan upah minimum bulanan di negara itu sebesar 1.307.000 bolivar setara USD16,36 atau kalau dikonversi ke rupiah setara Rp227.925 per bulan. Jumlah tersebut cukup untuk membeli sekotak pasta atau dua liter susu, empat kaleng tuna dan sepotong roti, menurut NBC.
(Bona Ventura)
(feb)