JAKARTA - Pemerintah menjadikan sektor pariwisata sebagai penunjang perekonomian negara pada tahun anggaran 2019. Tak tanggung-tanggung, devisa yang masuk lewat sektor pariwisata ditargetkan mencapai USD20 miliar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, sektor pariwisata merupakan sektor yang paling mudah untuk mendapatkan devisa. Ditambah lagi sektor ini juga merupakan sektor yang paling irit dalam mengeluarkan uang untuk pengembangan maupun perbaikan.
"Tahun 2019 (target devisa) USD20 miliar. Pariwisata karena diketahui industri pariwisata industri mudah dan murah untuk dapatkan devisa," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR-RI, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Arief mencontohkan, pada tahun ini saja target devisa yang didapat dari sektor pariwisata sekitar USD17 miliar. Sementara pada tahun 2017 dan 2016, berhasil meraup devisa masing-masing USD15 miliar dan USD13,5 miliar.
"Jadi di tahun 2017 itu USD15 miliar, tahun 2016 USD13,5 miliar. Tahun ini diproyeksikan USD17 miliar. Ketika USD20 miliar maka diharapkan pariwisata sudah menjadi penghasil devisa terbesar," jelasnya.
Namun lanjut Arief, bukan langkah mudah untuk mendapatkan uang sebesar itu. Karena butuh langkah-langkah jitu yang bisa menunjang dan mendongkrak pendapatan devisa yang berasal dari sektor pariwisata.
Salah langkah yang siap dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan berbagai macam pemasaran. Menurutnya, pemasaran merupakan salah satu cara jitu untuk mendongkrak pendapatan dari sektor pariwisata
"Kalau pemasaran sudah tahu salah satu paling tinggi tumbuhnya di dunia. 2016 ke 2017 tumbuh tinggi 22%. Tahun ini diharapkan tumbuh 20% namun sampai Juni tumbuh 14%. Baru dapat 7,5 juta dari harapan 17 juta. Kalau 7,5 juta dua kali angka 15 juta aman tapi target 17 juta," jelasnya.
Selain itu, langkah yang perlu dilakukan adalah pengembangan destinasi baru dan yang terakhir adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
"Kedua ada pengembangan destinasi baru. Ketiga penyiapan SDM," tegasnya.
(feb)
(Rani Hardjanti)