JAKARTA - Venezuela mengalami kelumpuhan ekonomi semenjak pemerintah memberlakukan mata uang baru bolivar yang berdaulat.
Ribuan bisnis dan industri memilih tutup untuk beradaptasi dengan mata uang baru. Uang baru tersebut di keluarkan Pemerintah Venezuela menyusul inflasi yang sangat tinggi atau hiper inflasi yang terjadi sejak beberapa waktu lalu.
Berikut ini fakta-fakta krisis ekonomi di Venezuela, yang dirangkum oleh Okezone Finance:
1. Akar dari Krisis Ekonomi Parah di Venezuela
Venezuela kaya minyak. Negara itu terbukti memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Tetapi kekayaan ini yang menjadi akar kebanyakan masalah ekonominya.
Keuntungan minyak Venezuela merupakan 95% dari pemasukan ekspor. Ini berarti ketika harga minyak tinggi, banyak uang yang mengalir ke pemasukan pemerintah Venezuala.
Ketika President Hugo Chavez dari kelompok sosialis berkuasa, dari bulan Februari 1999 sampai meninggal dunia di bulan Maret 2013, dia menggunakan sebagian dana tersebut untuk membiayai sejumlah program sosial guna mengurangi ketidaksetaraan dan kemiskinan dengan murah hati.
2. Inflasi di Venezuela yang Tidak Terkendali
Tingkat inflasi tahunan Venezuela saat ini adalah yang tertinggi di dunia dan sepertinya hal ini tidak akan berubah dalam waktu dekat. Bank Sentral Venezuela tidak menerbitkan data statistik sejak tahun 2015, tetapi ahli ekonomi dari Johns Hopkins University, Steve Hanke memperkirakan angkanya melonjak sampai hampir 18.000% pada bulan April.
Inflasi tinggi didorong oleh kesediaan pemerintah mencetak uang tambahan dan kesiapannya untuk secara teratur meningkatkan upah minimum guna mendapatkan kembali dukungan warga miskin Venezuela.
3. Venezuela, Negeri Kaya Minyak yang Kini Bangkrut
Venezuela kaya minyak. Negara itu terbukti memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Tetapi kekayaan ini yang menjadi akar kebanyakan masalah ekonominya.
Keuntungan minyak Venezuela merupakan 95% dari pemasukan ekspor. Ini berarti ketika harga minyak tinggi, banyak uang yang mengalir ke pemasukan pemerintah Venezuala. Pada akhirnya, Venezula didera krisis ekonomi parah, antara lain ditandai dengan inflasi yang meroket. Dengan mata uang setempat, tisu dijual 2,6 juta sementara daging ayam 14,6 juta.
4. Warga Venezuela Berbondong-Bondong Kabur Ke Peru untuk Hindari Krisis Ekonomi
Sejumlah warga Venezuela berbondong-bondong menuju Peru sebelum Sabtu, 25 Agustus, saat pemberlakuan aturan baru yang mengharuskan mereka memiliki paspor untuk melintasi perbatasan. Warga Venezuela yang kabur dari negara mereka mengaku berupaya menghindari krisis ekonomi.
Pada Kamis, Komisioner Tinggi PBB untuk urusan Pengungsi, Filippo Grandi, mendesak Peru dan Ekuador untuk "tetap membolehkan mereka yang memerlukan perlindungan internasional untuk mendapat akses keamanan dan mencari suaka".
5. Kaya Minyak tapi Melarat, RI Harus Belajar dari Krisis Venezuela
Dari dalam negeri, Direktur Eksekutif Refor Miners Institute Komaidi Notonegoro menilai, krisis yang terjadi di Venezuela memang tak bisa dihindarkan. Pasalnya negara itu sangat bergantung pada ekspor minyaknya. Menurut dia, ketika harga minyak jatuh, hal itu membuat Venezuela menderita.
Namun, dia meyakinkan, apa yang diderita Venezuela tidak akan terjadi di Indonesia. Pasalnya Indonesia tidak hanya bergantung dengan sumber daya minyak saja, tapi juga ditopang sektor lain.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)