JAKARTA - Pertumbuhan permintaan hunian dan pengembangan kawasan hunian yang semakin pesat mendorong PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) merilis indeks harga rumah atau House Price Index (HPI) untuk dijadikan acuan bagi para stakeholder di bidang properti dalam berinvestasi.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, BTN HPI adalah indeks yang memaparkan perubahan harga rumah yang dibeli konsumen. Berbeda dengan indeks yang dipaparkan institusi lain, HPI yang diracik tim riset Housing Finance Center (HFC) Bank BTN memberikan gambaran lebih rinci mengenai tren pertumbuhan harga rumah yang lebih akurat dengan metode matched sales menggunakan data penyaluran KPR BTN di seluruh wilayah di Indonesia.
“Kami menyajikan HPI sesuai dengan kondisi riil di lapangan agar pemerintah dapat memanfaatkannya untuk meramu kebijakan di sektor properti ke depan. Dengan begitu, para pengembang bisa menentukan pengembangan tipe perumahan yang tepat dan harga sesuai dengan harga pasar. HPI juga bisa dimanfaatkan perbankan untuk menambah informasi terkait penyaluran KPR, sementara konsumen bisa mendapatkan informasi valid mengenai harga rumah,” ujar Maryono saat diskusi pelun curan BTN House Price Index di Jakarta.

Maryono menjelaskan, untuk menghasilkan HPI yang akurat, HFC BTN melakukan tiga penyempurnaan dari indeks yang pernah dirilis HFC tahun 2015. Pertama, modifikasi dari metode perhitungan indeks dari sebelumnya chained fisher menjadi matched sales .
Metode ini sesuai dengan karakteristik data KPR yang di miliki BTN. Kedua, data yang diambil lebih komprehensif, tidak sekadar penjualan rumah semata, tapi juga melihat karakteristik rumah, seperti luas, kualitas bangunan, posisi, serta fasilitas umum dan sosial di lingkungan rumah. Ketiga, cara pengolahan data memperhitungkan data penjualan rumah dengan per - tumbuhan nilai rumah dan membandingkan harga dua atau lebih rumah yang berbeda namun memiliki karakteristik dan kualitas sama.
“Hasilnya, BTN HPI memperlihatkan tren pertumbuhan harga rumah yang secara gradual terus naik dengan menghitung pertumbuhan harga rumah dengan kualitas tinggi mau pun kualitas rendah berbeda dengan HPI sebelumnya yang cenderung fluktuatif,” kata Maryono.