Bukan hanya untuk bayar utang. Dana hasil divestasi DPM juga bakal digunakan untuk membayar 20% saham DPM yang sebelumnya ada di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Perjanjian jual beli seharga USD57,24 juta antara BRMS dan ANTM itu sudah dilakukan pada akhir 2017. Bayar utang sudah. Pelunasan ke ANTM juga sudah. Sekarang, BRMS memiliki sisa duit setidaknya sekitar USD33 juta.
Kemudian sisa dana itu yang bakal digunakan untuk ekspansi bisnis perusahaan. BRMS punya proyek tambang emas di Gorontalo dan Palu. Untuk proyek di Palu, ditargetkan bisa mulai beroperasi pada akhir 2020.
“Kami juga berharap, masuknya NFC juga akan membuat DPM menjadi pemimpin pasar mulai 2020," kata Direktur & COO BRMS Suseno Kramadibrata.

(Dani Jumadil Akhir)