Maryono memaparkan perseroan pun tetap berkomitmen dalam mendukung program pengembangan perguruan tinggi di Indonesia.
“Beberapa langkah yang disiapkan mulai dari kerja sama penelitian dan pengembangan, program pendidikan dan pelatihan, hingga seminar yang berkaitan dengan perumahan. Selain itu, kami juga akan terus mengembangkan program-program kewirausahaan lainnya khususnya yang berbasis socio-technopreneurship,”tambahnya.
Maryono berujar, kewirausahaan dapat menjawab peluang bisnis yang masih besar di Indonesia. Di sektor properti misalnya, angka kebutuhan rumah pun tercatat naik 800.000 unit setiap tahun. Namun, jumlah ketersediaan rumah baru berkisar 250.000-400.000 unit per tahun. Angka backlog perumahan dari MBR unbankable pun mencapai 6 juta kepala keluarga di seluruh Indonesia.

“Di sisi lain, dalam jangka panjang yakni pada 2030, diperkirakan penduduk usia produktif Indonesia pun tercatat bisa mencapai di atas 60%. Pada 2030, kelas menengah di Tanah Air yang berpenghasilan di atas US$3.600 juga diproyeksi mencapai 135 juta jiwa,”
Menurutnya, pertumbuhan tersebut juga kian didukung dengan literasi internet yang semakin meningkat serta kenaikan permintaan produk berbasis digital di pasar global. Untuk menggarap berbagai potensi tersebut, selama beberapa tahun terakhir Bank BTN memang berfokus dalam mengembangkan ekosistem bisnis properti yang positif dan berkelanjutan serta kewirausahaan.
“Beberapa langkah yang dilakukan perseroan yakni dengan berpartisipasi mengembangkan sisi akademik melalui program vokasi, riset house price index (HPI) serta kajian supply-demand, hingga short course Mini MBA yang menciptakan pengembang handal. Di bidang non-akademik, Bank BTN juga mendirikan Rumah Kreatif BTN dan mengembangkan kewirausahaan pertanian untuk dapat mengakselerasi ekonomi di pedesaan dengan menggerakkan petani,”lanjutnya.

Maryono menjelaskan perseroan pun telah menggelar Edukasi Literasi Properti di 27 Universitas pada 25 kota berbeda di Indonesia. Dalam kegiatan tersebut, Bank BTN mencetak Rekor MURI sebagai edukasi literasi properti dengan jumlah peserta terbanyak yakni lebih dari 12.000 peserta. Bank BTN, sebut Maryono, juga telah mencetak lebih dari 1.000 calon pengembang perumahan melalui lembaga Housing Finance Center (HFC).
Sementara itu, hingga kini, Bank BTN telah menjadi lembaga keuangan yang mendukung seluruh kegiatan operasional Universitas Mulawarman. Selama lebih dari 10 tahun, Bank BTN telah menjalani kemitraan dengan universitas berusia 56 tahun tersebut dengan membuka kantor kas, giro, kerja sama program pengembangan operasional, pembayaran SPP secara host-to-host, hingga penyaluran beasiswa.
Bank BTN juga menyalurkan kredit bagi dosen maupun karyawan universitas ini. Melalui kemitraan itu, Bank BTN juga telah memberikan berbagai layanan jasa keuangan lainnya bagi seluruh akademisi di universitas terbesar di Kalimantan tersebut.
(Feb)
(Rani Hardjanti)