JAKARTA – Momentum politik masih menjadi hal dikhawatirkan para pelaku pasar terhadap industri pasar modal. Namun hal tersebut selalu diyakinkan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bila hal tersebut tidak memberikan dampak signifikan, termasuk aksi korporasi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Menurut Head of Corporate Finance UOB Kayhian John Octavianus Sitorus, pasar IPO pada tahun depan diprediksi masih akan cukup menggeliat, kendati agenda politik tidak menyurutkan pelaku bisnis untuk melakukan ekspansi.”Aktivitas ekonomi tetap jalan, konsumsi tetap akan tumbuh dan proyek infrastruktur tetap akan dikerjakan. Jadi pasar modal masih cukup ramai,"ujarnya dikutip dari Harian Neraca, Jumat (12/10/2018).
Baca Juga: Melantai di Bursa, Saham Garudafood dan The Duck King Kompak Melonjak
Dia menambahkan, pada tahun ini memang kondisi pasar kurang menggembirakan karena tekanan dari eksternal. Namun, menurutnya, hal itu tidak akan bertahan lama dan tidak mempengaruhi kinerja seluruh emiten. Menurutnya, masih banyak emiten yang diproyeksikan akan mencatatkan pertumbuhan kinerja pada tahun ini. Terutama emiten yang arah bisnisnya fokus melibatkan para pelaku dari dalam negeri.”Perusahaan yang mendapatkan pendapatan dari dalam negeri akan bagus. Misalnya perusahaan kontraktor yang kontraknya semua ada di dalam negeri, tidak terpengaruh eksternal kinerjanya akan positif,” paparnya.
Sebelumnya, jumlah perusahaan yang menunda pelaksanaan IPO terus bertambah seiring dengan tingginya volatilitas pasar dan kekhawatiran terhadap pemilihan presiden tahun depan. Mayoritas korporasi baru akan merealisasikan rencana IPO usai kepastian pemerintahan baru, yakni pada tahun depan.