Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Fakta-Fakta Rupiah Terabas Rp15.200/USD, Nomor 5 Ada 'Keuntungan'

Rafida Ulfa , Jurnalis-Minggu, 14 Oktober 2018 |15:14 WIB
Fakta-Fakta Rupiah Terabas Rp15.200/USD, Nomor 5 Ada 'Keuntungan'
Ilustrasi Rupiah (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Rupiah memasuki babak baru di era tekanan jual yang semakin besar. Kurs Rupiah merosot ke level di level Rp15.248 per USD, terendah dalam dua dekade atau sejak 1998.

Berbagai faktor memberikan sentimen bagi investor terhadap pasar berkembang semakin meredup dalam beberapa pekan terakhir, termasuk perkembangan situasi dagang, ekspektasi kenaikan suku bunga AS, dan apresiasi Dolar. Berikut ini fakta-fakta rupiah terabas Rp15.200 per USD, yang dirangkum Okezone Finance:

1. Rupiah Anjlok, Masyarakat Diimbau Tetap Tenang

Rupiah dan perekonomian Indonesia kini tengah dalam tren penurunan setelah mencapai level Rp15.200 per USD. Masyarakat pun diimbau tetap tenang dalam kondisi seperti itu.

Baca Juga: Rupiah Rp15.100/USD Masih Bisa Ditoleransi?

Pengamat Komunikasi Publik Adi Suparto menjelaskan bahwa menurunnya perekonomian Indonesia bukan menjadi acuan ketidakmampuan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Beredarnya meme dan ujaran di media sosial justru akan makin membuat gaduh negara. "Seharusnya masyarakat mempercayakan pemerintah dalam menangani permasalahan ekonomi, sebagaimana diamanatkan undang-undang. Bukan malah sebaliknya membuat Meme yang menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat," kata Adi.

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Melemah Jadi Rp14.940 per Dolar AS

2. Sudah Tembus Rp15.200/USD, Sri Mulyani Beri Sinyal Rupiah Masih Akan Hadapi Tekanan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pelemahan Rupiah dipicu kenaikan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury) 10 tahun yang kini mencapai di atas 3,4%. Persentase tersebut meingkat tajam, mengingat selama ini suku bunga US Treasury 10 tahun sebesar 3%.

Baca Juga: Presiden ADB: Ekonomi RI Kuat, Depresiasi Rupiah Terlalu Berlebihan

"Jadi melihat bahwa dinamika perekonomian AS itu sangat mendominasi dan pergerakannya itu sangat cepat sekali kalau dulu treshold untuk bond-nya AS yang 10 tahun adalah 3%, jadi waktu mereka mendekati 3%, memunculkan reaksi dari seluruh pergerakan terutama nilai tukar dan suku bunga internasional, sekarang sudah di atas 3 persen," jelas.

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Melemah Jadi Rp14.940 per Dolar AS

Ke depan, lanjut dia, juga dihadapkan kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate/FFR) akan terus berlanjut. Tahun ini akan sekali lagi mengalami kenaikan, setelah sebelumnya sudah 3 kali, sedangkan di tahun 2019 diperkirakan akan terjadi dua kali.

(Feb)

3. Rupiah Anjlok Rp15.200 per USD, Jepang Evaluasi Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Japan International Cooperation Agency (JICA) berencana untuk mempelajari ulang pendanaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Hal tersebut menyusul pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sudah tembus Rp15.200 per USD.

Presiden JICA Shinichi Kitaoka mengatakan, wacana teresebut muncul dikarenakan adanya perubahan beban pembiayaan jika nilai tukar Rupiah terus melemah, sehingga pihaknya memutuskan untuk melakukan kajian ulang pinjaman dana proyek kereta cepat Jakarta Surabaya untuk penyesuaian. "Jika Anda bisa mengatasi ini dengan mudah, maka tidak perlu melakukan itu. Tetapi jika itu terus berlangsung lama, maka kita harus mempertimbangkannya," ujarnya.

4. Rupiah Anjlok, Beban Operasional Jembo Cable Meningkat

Buntut dari terkoreksinya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berdampak terhadap performance kinerja keuangan PT Jembo Cable Company Tbk (JECC). Pasalnya, kondisi tersebut membuat beban operasional membengkak. Maklum saja, bahan baku kabel masih sebagian besar dari impor.

Hingga Juli tahun ini, kenaikan bahan baku mencapai 13,7% year on year (YoY) bagi bahan baku tembaga serta sebesar 19,9% bagi produk aluminium miliknya."Selisih kurs kalau pun ada maka mempengaruhi ke harga pokok yang pada gilirannya akan terdampak kepada gross profit. Namun, selisih kurs sendiri tidak begitu terasa jadi bisa dikatakan dalam batas yang ditoleransi," ujar Direktur PT Jembo Cable Company Tbk Cahayadi Santoso.

5. Rupiah Anjlok, Menteri Rini: Untuk Investor Asing, Ini Merupakan Potensi Bagus

Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan, momentum pelemahan nilai tukar Rupiah menjadi daya tarik bagi investor dalam pembangunan infrastruktur. Hal ini dilihat dari sisi proyeksi perekonomian Indonesia yang akan menjadi salah satu negara berkembang yang mengalami pertumbuhan tertinggi.

"Indonesia salah satu one of the most dynamic emerging market, dengan penduduk besar, kelompok middle class income besar, maka pertumbuhan ekonomi pasti besar," katanya.

Berdasarkan data pemeringkat nasional Pricewaterhouse, lanjutnya, dari 32 negara berkembang, Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi kinerja perekonomian yang baik di 2030. Tercatat menjadi terbaik nomor 5 dalam laporan tersebut. Untuk bisa mencapai pertumbuhan yang tinggi tersebut, maka perlu dilengkapi dengan infrastruktur. Hal ini yang mendorong pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur.

 

(feb)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement