Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bank Mandiri Targetkan Kredit Macet di Bawah 3% hingga Akhir 2018

Giri Hartomo , Jurnalis-Rabu, 17 Oktober 2018 |19:55 WIB
Bank Mandiri Targetkan Kredit Macet di Bawah 3% hingga Akhir 2018
Laporan Kinerja Keuangan Bank Mandiri (Foto: Giri)
A
A
A

JAKARTA - Bank Mandiri menargetkan angka kredit macet (non performing loan/NPL) hingga akhir tahun bisa berada di level 3%. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan target tahunan yang dipatok di level 2,8%-3,2%.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, saat ini angka NPL dari perseroan berada dikisaran 3,1%. Dirinya sangat optimis pada akhir tahun nanti, angka NPL bisa berada dibawah 3%.

"NIM targetnya masih sesuai target. NPL kalau dilihat guidance 2,8-3,2. Sekarang 3,1. Kami yakin bisa sedikit below 3% akhir tahun," ujarnya dalam acara paparan kinerja Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Baca Juga: Naik 20%, Laba Bersih Bank Mandiri Tembus Rp18,1 Triliun

Optimisme tersebut bukannya tanpa alasan, sebab hingga September ini saja, perseroan berhasil mencatat kenaikan penyaluran kredit sebesar 13,8% atau menjadi Rp781,1 triliun. Artinyaa, tinggal sedikit lagi target pertumbuhan kredit sebesar 11-13% pada tahun ini bisa tercapai.

"Tahun ini untuk kredit Bank Mandiri menargetkan tumbuh 11-13%, NIM di kisaran 5,5%-5,7%," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Sulaiman Arif Arianto mengataka kinerja cemerlang Bank Mandiri juga ditopang oleh sinyal positif pada pertumbuhan kredit. Pada triwulan III-2018, pertumbuhan kredit mencapai 13,8% menjadi Rp781,1 triliun. Sehingga mendorong penghimpunan aset menjadi Rp1.173,6 triliun, tumbuh 8,8% dari September 2017.

"Pertumbuhan kredit tertinggi dalam 18 bulan terakhir tersebut terutama disumbangkan oleh segmen korporasi besar sebesar 27,6% dan pertumbuhan kredit segmen mikro sebesar 27,1% menjadi Rp301,4 triliun dan Rp97,5 triliun," jelasnya.

Baca Juga: Obligasi Bank Mandiri Kelebihan Permintaan 1,36 Kali

Pertumbuhan kredit ini juga tidak terlepas dari perseroan untuk melakukan perbaikan yang signifikan dari sisi pengelolaan aset produktif maupun penajaman fokus bisnis. Apalagi ditengah persaingan yang semakin ketat menyusul kenaikan suku bunga yang diterapkan oleh regulator dalam hal ini Bank Indonesia.

“Penurunan rasio NPL terutama didorong oleh keberhasilan perseroan dalam melakukan restrukturisasi secara berkelanjutan, di samping pemantauan potensi bisnis debitur secara ketat sehingga dapat membantu debitur memenuhi kewajibannya,” kata Sulaiman.

(Feb)

Sulaiman melanjutkan, bisnis Bank Mandiri juga senantiasa berorientasi pada penciptaan nilai tambah, dimana komposisi portofolio kredit produktif pada September 2018 mencapai sebesar 77,5% dari total kredit, dan hanya 22,5% yang bersifat konsumtif. Adapun rinciannya adalah penyaluran kredit investasi naik 12,4% menjadi Rp 212,1 dan kredit modal kerja naik 10,5% menjadi Rp 318,6 triliun.

Sementara untuk infrastruktur misalnya, pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp 169,8 triliun, 63,9% dari total komitmen yang telah diberikan sebesar Rp 265,7 triliun. Kredit itu disalurkan kepada lebih dari 7 (tujuh) sektor yakni transportasi (Rp 37,8 triliun), tenaga listrik (Rp 35,3 triliun), migas & energi terbarukan (Rp 29,5 triliun), konstruksi (Rp 18,1 triliun), telematika (Rp 16,8 triliun), Jalan (Rp 12,3 triliun), perumahan rakyat & fasilitas kota (Rp 9,7 triliun), dan infrastruktur lainnya (Rp 10,3 triliun). Sementara di sektor UMKM, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 78,8 triliun, naik 0,9% dari triwulan III 2017.

Baca Juga: Parah! Kredit Bermasalah Perbankan 'Bengkak' Dipicu Sektor Pertambangan

“Sebagai bank BUMN, kami juga terus menjaga konsistensi dalam mendukung program-program strategis pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan mendorong pemerataan pembangunan,” kata Sulaiman.

Contoh lain dukungan tersebut juga terlihat pada penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang mencapai Rp13,45 Triliun hingga September 2018 kepada 201.235 debitur, atau telah mencapai 76,6% dari target Rp17,56 triliun. Adapun 49,4 % dari nilai tersebut atau Rp6,65 triliun disalurkan kepada sektor produktif, yakni pertanian, perkebunan, industri pengolahan, dan jasa produksi. Sejak pertama kali disalurkan hingga September 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp Rp61,79 Triliun triliun kepada lebih dari 1,19 juta debitur yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Juga: BI: Kredit Bermasalah Kian Menurun pada September

“Berdasarkan arahan Kemenko Perekonomian pada Juli lalu, memang target penyaluran KUR Bank Mandiri tahun ini ditambah menjadi Rp17,56 triliun, sesuai harapan perseroan untuk dapat memberikan dampak yang lebih besar lagi kepada masyarakat. Kami optimis dapat memenuhi mandat baru itu, seiring keberhasilan kami memenuhi target awal Kementerian, per September kemarin,” katanya.

(Feb)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement