JAKARTA - Selama empat tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sektor pariwisata Indonesia tumbuh pesat. Wajar sajar, sektor pariwisata diharapkan menjadi motor pembangunan nasional di era pemerintahan kabinet kerja.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, selama empat tahun akhirnya Indonesia bisa menggeser negara-negara tetangga di sektor pariwisata. Thailand, Singapura hingga Malaysia yang selama ini mendominasi sektor pariwisata di Asia Tenggara, kini berhasil digeser oleh Indonesia.
"Kita mampu membayangkan (bisa mengalahkan Thailand," ujarnya dalam acara Forum Merdeka Barat, di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Baca Juga: Menko Darmin: Transformasi Ekonomi RI, Dulu Tradisional Sekarang Modern
Arief menambahkan, di sektor pariwisata Indonesia mencatatkan pertumbuhan tercepat nomor 9 di dunia. Sedangkan di Asia, Indonesia menjadi nomor 3 dengan pertumbuhan tercepat.
"Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat nomor 9 di dunia, di Asia nomor 3 dan ASEAN nomor satu," ucapnya.
Baca Juga: Tembus Rp4.416 Triliun, Begini Cara Pemerintah Jaga Rasio Utang Tak 60% dari PDB
Menpar memaparkan, pertumbuhan pariwisata Indonesia Januari-Desember 2017 mencapai 22%. Angka pertumbuhan ini di atas rata-rata pertumbuhan turisme dunia 6,4%, dan pertumbuhan ASEAN 7%.
Sedangkan sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat sejak tahun 2015 dari USD12,2 miliar, pada 2016 menjadi USD13,6 miliar dan pada tahun 2017 naik lagi menjadi USD15 miliar. Diharapkan pada tahun ini sektor pariwisata meraup devisa hingga USD17 miliar. Sedangkan, proyeksi tahun 2019 sebesar USD20 miliar.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pun terus melejit dari tahun 2015 sebanyak 9,7 juta, pada tahun 2016 menjadi 11,5 juta, tahun 2017 sebanyak 14 juta. Adapun sampai Agustus 2018, jumlah turis asing sudah mencapai 10,58 juta dari target 17 juta wisman.
Baca Juga: 4 Tahun Jokowi-JK, Ekonomi RI Membaik tapi Pelan-Pelan
Sementara kunjungan pelancong Nusantara juga menunjukkan hal menggembirakan. Sejak tahun 2015 sebanyak 255 juta, tahun 2016 berkembang lagi menjadi 264 juta, dan tahun 2017 meningkat lagi menjadi 271 juta.
"Meski demikian, kenali musuhmu dan kenali dirimu. Vietnam tumbuh lebih baik mencapai 29% karena melakukan banyak deregulasi. Malaysia hanya tumbuh 4%. Begitu pula dengan Thailand," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)