Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Rencana Kemenhub Urai Kepadatan Tol Jakarta-Cikampek

Taufik Fajar , Jurnalis-Rabu, 14 November 2018 |21:31 WIB
Ini Rencana Kemenhub Urai Kepadatan Tol Jakarta-Cikampek
Jalan Tol (Foto: Antara)
A
A
A

CIKARANG - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, mengatakan, pihaknya akan melakukan sejumlah rencana aksi untuk menangani Kepadatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek sebagai dampak pembangunan Proyek Strategis Nasional (Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT).

"Jalan Tol bukan jalan satu-satunya akses Jakarta-Cikampek. Masih ada jalan negara Bekasi-Karawang, dan Jalan Kalimalang yang bisa dioptimalkan," ujarnya, dalam keterangan persnya, Rabu (14/11/2018).

Dia menjelaskan berdasarkan kesepakatan bersama Kemenhub, Korlantas Polri, Kementerian PUPR, BPJT, BPTJ, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengurai kepadatan di Tol Japek.

Baca Juga: Dapat Dana Talangan Rp1,2 Triliun, Proyek Tol Solo-Ngawi Siap Dikebut

"Kalau jalan tol padat, di pintu tol Tambun akan ada petugas yang mengalihkan kendaraan pribadi untuk lewat Jalan Kalimalang," tuturnya.

Kemudian, lanjut dia, terkait manajemen rekayasa lalu lintas di Tol Japek, akan diatur sebagai berikut, Lajur 1 dan 2 digunakan untuk mobil barang (golongan III-IV), Lajur 3 dan 4 digunakan untuk kendaraan Golongan I-II), rambu himbauan akan diubah menjadi rambu larangan.

"Kendaraan barang golongan 3-5, yang overload, berjalan lambat, harus masuk lajur 1&2. Nanti akan diberi rambu oleh PT Jasamarga," ungkapnya.

Penutupan Lajur Tol Jakarta-Cikampek untuk Pengujian Box Girder 

Dia menambahkan, langkah tegas akan diterapkan berupa penindakan pada kendaraan yang over dimensi over loading (ODOL). Akan dilakukan perubahan metode penindakan pada kendaraan yang pecah ban, atau patah as karena ODOL akan ditilang, kemudian kelebihan muatan akan diturunkan, dan kendaraan dikeluarkan di pintu tol terdekat.

"Perlu dicatat, biaya yang timbul akan dibebankan pada operator truk atau pemilik barang tersebut,” jelas Dirjen Budi. Minggu depan kendaraan yang overloading melebihi 75% akan diturunkan dan ditransfer ke kendaraan kecil," tambahnya.

Dia menuturkan, waktu toleransi satu minggu ini. Para operator angkutan barang dan logistik dihimbau untuk menyesuaikan. Untuk mendukung hal tersebut akan dipasang WIM (alat penimbangan portable) di lajur utama tol, agar jika kendaraan teridentifikasi kelebihan muatan, bisa langsung dikeluarkan di pintu tol terdekat.

Baca Juga: Penampakan Tol Cisumdawu yang Mirip Track Mainan Hot Wheels

"Kami akan berkoordinasi dengan Korlantas Polri untuk menambah frekuensi operasi pengawasan kendaraan yang kelebihan muatan. Penindakan akan dilakukan oleh pihak kepolisian yaitu tim Patroli Jalan Raya (PJR) Tol Jakarta – Cikampek," tuturnya.

Tak cukup dengan penindakan truk yang ODOL, tutur dia, penindakan juga akan dilakukan pada truk yang berhenti di ruas Jalan Tol JORR E2 yang dari arah Tanjung Priok, karena hal ini juga berpotensi akan menimbulkan kemacetan.

"Nanti akan dibuat surat ke pengelola kawasan industri terkait agar tidak keluar dari kawasan ketika jam larangan," ungkapnya.

Sementara itu Subakti Syukur, Direktur Operasi II Jasa Marga menyampaikan penanganan kepadatan TOL Jakarta-Cikampek dari sisi manajemen proyek. Pihaknya akan melakukan sinkronisasi metode pekerjaan dan window time untuk masing-masing proyek yang dikendalikan dan dilaporkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) secara periodik kepada Tim AdHoc (dengan alokasi waktu yang disesuaikan).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement