Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kabar Gembira, IHSG Kembali ke Level Psikologi 6.000

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Jum'at, 16 November 2018 |12:05 WIB
Kabar Gembira, IHSG Kembali ke Level Psikologi 6.000
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada pada penutupan perdagangan sesi I di akhir pekan ini. Siang ini IHSG menguat tajam 85,5 poin atau 1,43% menembus ke level 6.041,26.

Menutup perdagangan sesi I, Rabu (14/11/2018), ada 246 saham menguat, 130 saham melemah, dan 117 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp4,54 triliun dari Rp5,77 miliar lembar saham diperdagangkan.

Saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) naik Rp36 atau 14,17% ke Rp299, saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) naik Rp700 atau 6,80% ke Rp11.000, dan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik Rp10 atau 6,02% ke Rp176.

Sementara itu, saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI) turun Rp6 atau 5,56% ke Rp102, saham PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) turun Rp18 atau 5,11% ke Rp334, dan saham PT Garuda Indonesia (Persero) (GIAA) turun Rp10 atau 4,20% ke Rp228.

Pembukaan Pagi Ini IHSG Anjlok Nyaris 1%

Adapun Indeks LQ45 naik 18,95 poin atau 2% menjadi 965,18, indeks Jakarta Islamic Index (JII) naik 11,49 poin atau 1,7% ke 678,02, indeks IDX30 naik 10,60 poin atau 2% ke 532,06, dan indeks MNC36 naik 6,84 poin atau 2% ke 350,54.

Head of Research Danareksa Helmy Kristanto dalam risetnya mengungkap, kebijakan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 bps menjadi 6% memberikan sentiment positif. Di mana pengetatan moneter itu sebagai upaya untuk mengatasi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

"Juga memburuknya defisit perdagangan bulan Oktober yang sebesar USD1,8 miliar, jauh di atas eskpetasi," katanya dalam riset tertulis, Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Pembukaan Pagi Ini IHSG Anjlok Nyaris 1%

Menurutnya, Bank Sentral dan pemerintah akan tetap dengan koordinasi kebijakan untuk menjinakkan CAD dan mengharapkan CAD untuk moderat di bawah 3% dari PDB pada akhir tahun dan sekitar 2,5% pada tahun 2019.

Selain itu, kebijakan kenaikan ini untuk lebih meningkatkan fleksibilitas dalam mengelola likuiditas sistem perbankan.

"Adapun jatuhnya harga minyak baru-baru ini, impor minyak dan gas, yang merupakan penyebab utama dari neraca perdagangan yang lebih buruk dari yang diperkirakan, semestinya menjadi moderat," kata dia. (yau)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement