Sementara itu, Head Of Observer di Ipsos Andi Sukma menyatakan, bahwa profil netizen yang berbelanja di e-commerce sangat menarik untuk ditelaah di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa netizen milenial lebih banyak berbelanja di e-commerce.
"Profil masyarakat yang berbelanja di e-commerce mayoritas adalah kalangan ekonomi atas, memiliki pendapatan bulanan minimal Rp3 juta, bekerja dan telah menikah. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berbelanja online memiliki buying power untuk menentukan pembelian di e-commerce," tuturnya.
Dia menambahkan, bahwa hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa lima perusahaan e-commerce yang paling banyak dikunjungi adalah Tokopedia 49% diikuti oleh Shopee 45%, Lazada 39%, Bukalapak 38% dan Blibli 17%.

"Pengunjung website atau aplikasi kelima perusahaan tersebut lebih banyak melakukan pembelian daripada hanya berselancar saja. Hal ini menunjukkan bahwa ada kepercayaan dari netizen untuk langsung melakukan pembelian di e-commerce tersebut," tambahnya.
Andi Sukma mengatakan, kepercayaan terhadap perusahaan e-commerce tidak terjadi dalam sekejap. Pasti ada pengalaman berbelanja yang nyaman dan menyenangkan sehingga menumbuhkan kepercayaan dalam berbelanja. Hal ini ditunjukkan dari jenis pembayaran yang sudah bergeser dari COD menjadi debit transfer.
"Produk fashion masih menjadi favorit netizen baik oleh netizen pria maupun wanita. Kemudian setelah itu ada variasi produk favorit berdasarkan jenis kelamin dimana pria lebih cenderung melakukan pembelian barang teknologi atau gadget, elektronik, pembayaran tagihan atau untuk perjalanan. Sedangkan netizen wanita lebih cenderung melakukan pembayaran tagihan, kosmetik, produk perawatan, kebutuhan sehari-hari dan produk makanan serta minuman," katanya.

Menurut Asosiasi E-Commerce Indonesia (IDeA), lanjut dia, kontribusi e-commerce terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau yang di dunia Internasional biasa disebut Gross Domestic Product (GDP) mencapai 2%. Di mana menurut Bank Indonesia, prediksi total transaksi e-commerce selama tahun 2018 akan mencapai angka Rp102 triliun.
"Pemerintah Indonesia juga memperkirakan kontribusi e-commerce terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah sebesar 10% pada 2020 seiring dengan target memposisikan Indonesia sebagai pusat e-commerce di ASEAN," pungkasnya.
(Feby Novalius)