Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Tumbang di Tengah Anjloknya Saham Johnson & Johnson

Feby Novalius , Jurnalis-Sabtu, 15 Desember 2018 |07:54 WIB
Wall Street Tumbang di Tengah Anjloknya Saham Johnson & Johnson
Foto: Reuters
A
A
A

NEW YORK - Tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street jatuh pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat. Bahkan Dow Jones mengkonfirmasi koreksi karena data lemah dari China dan Eropa memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Wall Street turun disebabkan juga oleh penurunan terbesar saham Johnson & Johnson. Perusahaan itu melaporkan bahwa selama beberapa dekade, bedak bayi mengandung asbestos.

Melansir Reuters, Sabtu (15/12/2018), indeks Dow Jones Industrial Average turun 496,87 poin atau 2,02%, menjadi 24.100,51. Capaian ini lebih rendah 10% di bawah penutupan 3 Oktober.

Baca Juga: Wall Street Stagnan Dipicu Kekhawatiran Kondisi Global

S&P 500 kehilangan 50,59 poin atau 1,91%, menjadi 2,599.95. Hal ini juga lebih rendah 11,3% dari penutupan pada 20 September, menandai kinerja terburuk untuk patokan karena turun lebih dari 14% anjlok sejak Mei 2015 dan Januari 2016. Sedangkan Nasdaq Composite turun 159,67 poin atau 2,26% menjadi 6.910,67.

Saham Johnson & Johnson jatuh 10% dalam volume besar. Tentu itu menjadikannya sebagai beban terbesar dari satu saham pada S&P 500 dan Dow Industrials.

Tak hanya itu, investor fokus pada kekhawatiran pertumbuhan global dan khawatir tentang pertumbuhan AS setelah China melaporkan pertumbuhan penjualan ritel bulanan yang lemah dan angka output industri, karena data ekonomi mengecewakan dirilis dari zona euro.

"Kelemahan yang ditunjukkan dalam ekonomi China dalam hal jumlah yang dilaporkan sebagai akibat dari perang perdagangan yang sedang berlangsung tentu saja merupakan kekhawatiran yang memudar menjadi kekhawatiran pertumbuhan global," kata Kepala Perdagangan Ekuitas RBC Global Asset Management Ryan Larson.

Baca Juga: AS-China Mulai Mesra, Wall Street Langsung Menguat

Larson juga menunjukkan kekhawatiran tentang jajak pendapat ekonom yang menemukan risiko resesi AS dalam dua tahun ke depan naik menjadi 40% dan menemukan perubahan signifikan dalam ekspektasi terhadap lebih sedikit kenaikan suku bunga Federal Reserve 2019.

Untuk diketahui, saham Johnson & Johnson menurunkan indeks kesehatan S&P 3,4%. Hal tersebut menjadikannya persentase penurunan terbesar di antara 11 sektor utama S&P. Indeks teknologi yang mencakup sejumlah perusahaan dengan operasi global, terutama Cina, turun 2,5%.

Data penjualan ritel AS yang kuat tampaknya memiliki sedikit dampak pada pasar, dengan sektor ritel turun 2,4%.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement