JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendesak agar harga avtur lebih kompetitif. Mahalnya harga avtur dituding sebagai penyebab mahalnya harga jasa transportasi udara.
Pihaknya meminta supaya harga avtur PT Pertamina (Persero) lebih murah dibandingkan negara lain. Menurut dia, jika dibandingkan dengan negara lain, harga avtur di Indonesia masih tergolong mahal.
Hal itu disebabkan tingginya komponen pajak avtur. Karena itu, perlu adanya penyesuaian kebijakan pajak supaya harganya kompetitif.
”Harga avtur harus bisa lebih kompetitif. Kalau mau dikurangi, yang dikurangi ialah kebijakan pajaknya. Sedangkan untuk komponen lain harus bisa kompetitif,” ujar Jonan di Jakarta, kemarin.
Baca Juga: Harga Avtur Penerbangan Internasional Lebih Murah
Mantan Menteri Perhubungan tak memungkiri jika harga bahan bakar pesawat terbang ini berbeda-beda di setiap daerah. Pasalnya, penentuan mekanisme harga avtur di setiap daerah berbeda disesuaikan dengan biaya distribusi.
Namun, pihaknya meminta kota-kota besar dengan jangkauan distribusi yang mudah harus dibedakan dengan tujuan wilayah dengan jangkauan distribusi yang sulit. ”Di daerah, seperti Merauke dan Tarakan, mungkin bisa ditambahkan komponen harga. Namun di Makassar, Surabaya, dan Bali, harganya harus kompetitif,” kata dia.

Jonan pun meminta kepada wakil menterinya Arcandra Tahar mengecek kondisi itu. ”Ini saya meminta kepada Pak Wakil Menteri ESDM untuk melakukan pengecekan,” ujarnya.
Manager External Communication Pertamina Arya Dwi Paramita menjelaskan, penentuan harga jual avtur pada maskapai penerbangan reguler telah melalui kesepakatan bersama kontrak jangka panjang. Sedangkan untuk penentuan maskapai nonreguler harga avtur disesuaikan dengan harga pembelian langsung.
”Sehingga kita harus cermat jika membandingkan harga avtur di satu bandara dengan bandara lain. Kondisinya bisa jadi berbeda dan tidak setara untuk dibandingkan,” ujarnya.
Baca Juga: Kebutuhan Avtur Meroket Jelang Lebaran, Ini Persiapan Pertamina
Adapun harga bahan bakar minyak (BBM) jenis avtur mengacu pada Mean of Pleats Singapore (MOPS) sehingga harga jualnya disesuakan dengan fluktuasi harga minyak dunia. Tak berhenti di situ, harga avtur juga mengacu pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), rantai pasokan, ongkos distribusi, dan lainnya.
”Jadi, harga mengacu pada MOPS. Ketika harga minyak dunia turun, harga avtur juga menyesuaikan sehingga pada prinsipnya kami yakin, harga kami kompetitif,” kata dia.