"Sehingga mendorong masuknya kembali investasi asing di pasar keuangan negara berkembang termasuk Indonesia," kata dia.
Data ekonomi domestik yakni neraca perdagangan, diakui Josua, memang cenderung membebani pergerakan Rupiah, di mana pada kuartal IV defisit melebar yang juga akan berpengaruh pada melebarnya neraca transaksi berjalan. Meski demikian, kinerja neraca transaksi berjalan yang memburuk tersebut diperkirakan dapat ditutupi oleh peningkatan surplus di neraca transaksi modal.
"Sehingga kinerja neraca pembayaran pada akhir tahun 2018 cenderung membaik ditandai dengan peningkatan cadangan devisa yang ditopang oleh penerbitan global bond Indonesia," imbuh dia.
Tekanan pada Rupiah dalam jangka pendek ini pun diperkirakan mereda sejalan dengan optimisme dari proses negosiasi perdagangan antara pemerintah AS dan China, yang diperkirakan tidak lebih agresif dibandingkan tahun lalu.