Tekanan pada Rupiah dalam jangka pendek ini pun diperkirakan mereda sejalan dengan optimisme dari proses negosiasi perdagangan antara pemerintah AS dan China, yang diperkirakan tidak lebih agresif dibandingkan tahun lalu.
Senada, Ekonom Indef Bhima Yudhistira juga menilai arah kebijakan The Fed yang dovish, kondisi pelemahan ekonomi global di 2019, serta rendahnya harga komoditas menjadi alasan dari kenaikan suku Bunga BI tidak terlalu agresif hingga akhir tahun nanti.
Di sisi lain, kurs Rupiah juga masih terjaga sehingga dinilai tidak membutuhkan intervensi melalui kenaikan suku bunga acuan. Di samping juga, BI ingin menjaga situasi ekonomi dalam negeri tetap kondusif sebab kenaikan suku bunga di 2018 membuat biaya pinjaman dunia usaha naik dan memperlambat perekonomian domestik.
"BI diperkirakan menahan suku bunga di level 6% (pada RDG Januari)," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)