JAKARTA –Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu berhasil menguat sebesar 34,68 poin atau 0,54% ke level 6.482,84 pada perdagangan Jumat, 25 Januari 2019.
Sedangkan pada pekan ini IHSG masih berpotensi melaju ke level 6.500. Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi mengatakan, pada periode 21-25 Januari 2018 mayoritas indeks saham di Asia ditutup menguat. Indeks Nikkei tumbuh 0,97%, TOPIX naik 0,87%, HangSeng menguat 1,65%, CSI juga menguat 0,81%, dan KOSPI tumbuh 1,52%. “Kenaikan ini seiring indeks berjangka di Amerika Serikat karena saham teknologi menguat dan investor berusaha mengakhiri minggu dengan catatan optimis,” kata Lanjar di Jakarta.
Baca Juga: IHSG Cuma Naik 6 Poin di Awal Pekan
Menurutnya, investor masih optimistis terkait kemajuan dalam pembicaraan perdagangan menjelang diskusi minggu depan di Washington. Di sisi lain, pelaku pasar mulai menilai dampak ekonomi dari penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat (AS). Dia menambahkan, pada akhir pekan kemarin IHSG berhasil naik 0,25% dengan ditutup menguat 16,19 poin ke level 6.482,84. Perdagangan sektor konsumer tumbuh 0,37% dan properti melonjak 1,13% yang memimpin penguatan secara kontribusi ke IHSG. Saham GGRM naik 2,57% dan BSDE tumbuh 3,94% menjadi penopang penguatan kedua sektor tersebut. “GGRM secara fundamental mempunyai estimasi pertumbuhan penjualan terbesar dari perusahaan sejenis sebesar 10,4% CAGR tiga tahun berbanding 5,6%,” ujarnya.
Sementara itu, pada pekan lalu bursa Eropa dibuka lebih optimistis dari bursa Asia. Indeks Eurostoxx naik 0,93%, FTSE juga menguat 0,41%, DAX tumbuh 1,30%, dan CAC naik tipis 0,81%. Saham-saham teknologi dan per tambangan menarik ekuitas di Eropa yang seakan mengabaikan perkiraan penjualan produk Intel mengalami penurunan pada tahun ini. “Poundsterling menuju keuntungan mingguan terbaik dalam setahun, setelah laporan partai politik Irlandia Utara menopang pemerintah Theresa May yang telah setuju untuk mendukung kesepakatan Brexit,” katanya.
Lanjar menjelaskan, krisis yang semakin dalam di Venezuela menjadi kata lis penyeimbang pasokan minyak dunia seiring lonjakan mengejutkan dari persediaan minyak AS. Harga minyak WTI naik 0,9% menjadi USD53,63 per barel. Sentimen selanjutnya investor cenderung wait and see di sisa minggu terakhir Januari dan komoditas energi juga masih menjadi unggulan. Secara teknikal, menurut dia, IHSG menguat di atas support moving average dalam lima hari terakhir dan berpotensi besar menguji level resistance 6.500.
Meski demikian, indikator stochastic terlihat terkonsolidasi pada area overbought dengan momentum RSI yang menjenuh akan memberikan sinyal negatif bagi trader untuk mulai merealisasikan keuntungannya. “Sehingga diperkirakan IHSG akan mengawali pekan dengan pergerakan terkonsolidasi positif mencoba break out resistance dengan range 6.460- 6.510. Saham-saham yang masih dapat diperhatikan di antaranya INKP, WSBP, BBNI, TLKM, INCO, WIKA,” katanya.
Director PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya menambahkan, pada awal pekan ini indeks diproyeksi berada di kisaran level 6.318 hingga 6.542. Menurutnya, IHSG masih menunjukkan pola penguatan yang terlihat akan terus berlanjut. “Per gerakan IHSG mengawali pekan terakhir pada bulan pertama tahun 2019, sekaligus sepekan menjelang hari raya Imlek, masih menunjukkan pola penguatan yang terlihat masih akan berlanjut,” kata William. Menurut dia, hal ini tentu ditopang oleh beberapa faktor di antaranya capital inflow yang masih terus berlangsung secara year to date (YTD).
Selain itu, juga didukung faktor kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang masih relatif stabil terlihat dari data terlansir dan beberapa faktor lain. Divisi Komunikasi Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hani Ahadiyani menjelaskan, penutupan perdagangan pada minggu terakhir Januari 2019 menunjukkan data perdagangan BEI positif dengan IHSG meningkat sebesar 0,54% ke level 6.482,84 dari 6.448,16 pada penutupan pekan se belumnya. “Nilai kapitalisasi pasar juga mengalami peningkatan sebesar 0,56% menjadi sebesar Rp7.358,76 triliun dari Rp7.317,97 triliun pada penutupan pekan sebelumnya,” kata dia.
Untuk rata-rata nilai transaksi harian BEI juga mengalami peningkatan sebesar 6,67% menjadi Rp9,98 triliun dari Rp9,35 triliun pada penutupan p0ekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian BEI mengalami peningkatan sebesar 1,28% menjadi 13,11 miliar unit saham dari 12,95 miliar unit saham dari pekan lalu. “Rata-rata frekuensi transaksi harian BEI mengalami per ubahan sebesar 1,75% menjadi 482,96 ribu kali transaksi dari 491,54 ribu kali transaksi dari pekan lalu,” katanya.
Pada pekan kemarin, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp372 miliar dan sampai dengan pekan akhir bulan Januari 2019 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp10,80 triliun.
(Heru Febrianto)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)