Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan 6%, Ini Kata Menko Darmin
Selain itu, BI juga turut mengantisipasi arah dari kebijakan moneter Bank Sentral AS, The Fed. Serta perkembangan makro ekonomi global khususnya pada AS dan China.
Pada pertimbangan kondisi dalam negeri, adanya kekhawatiran pelebaran transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sebab kinerja ekspor melemah. Hal ini membuat Rupiah memiliki potensi kembali melemah ke14.500 per USD pada bulan Maret.
"Efek pemilu juga membuat investor lakukan evaluasi portfolio jangka pendek," pungkasnya.
Melansir Bloomberg Dollar Index, Kamis (21/2/2019), hingga siang ini Rupiah pada perdagangan spot exchange berada level Rp14.069 per USD.
(Dani Jumadil Akhir)