Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Alasan Gubernur BI Tahan Suku Bunga di Level 6%

Okky Wanda lestari , Jurnalis-Kamis, 21 Februari 2019 |15:29 WIB
Alasan Gubernur BI Tahan Suku Bunga di Level 6%
BI Tahan Suku Bunga Acuan (Foto: Yohana/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Februari 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

“Keputusan tersebut tetap konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal, khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, di Kantor Bank Indonesia, Kamis, (21/2/2019).

Baca Juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6%

BI juga terus menempuh strategi operasi moneter untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas dalam mendorong pembiayaan perbankan. Ke depan, Bank Indonesia akan menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan penguatan kebijakan sistem pembayaran dalam rangka memperluas pembiayaan ekonomi.

“Pemerintah dan otoritas terkait juga terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan,” tuturnya.

Sebagai informasi, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 6%.

Baca Juga: BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan

 Dengan demikian, ini menjadi bulan kedua BI menahan suku bunga acuannya di tahun 2019. Adapun suku bunga Deposit Facility (DF) tetap di level 5,25% dan Lending Facility (LF) pada level 6,75%.

"Dengan mempertimbangkan ekonomi global, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 20-21 Februari 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 6%," ujar Perry.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement