Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perusahaan Amerika Siasati Kebijakan Tarif Trump

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 27 Februari 2019 |10:41 WIB
Perusahaan Amerika Siasati Kebijakan Tarif Trump
Foto: Reuters
A
A
A

NEW JERSEY – Sejumlah perusahaan asal Amerika Serikat (AS) memiliki sejumlah cara untuk menyiasati perang dagang yang terjadi antara AS dan China.

Perusahaan pembuat sepeda asal AS, Kent International, telah menemukan cara menghindari tarif dagang yang diterapkan Presiden Donald Trump pada produk-produk buatan China. Cara yang di lakukan Kent adalah memindahkan produksi sepedanya keluar dari China.

Seperti semua pembuat sepeda asal AS, Kent sangat tergantung dengan buruh dan suku cadang murah dari China. Meski demikian, kebijakan tarif Trump telah menaikkan biaya produksi hingga sekitar USD20 juta per tahun.

“Kami tidak memiliki pilihan selain secepat mungkin memindahkan produksi keluar dari China,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) dan pemilik mayoritas Parsippany, Arnold Kamler. Parsippany adalah perusahaan sepeda yang berbasis di New Jersey.

 Baca Juga: Jelang Berakhirnya Perang Dagang, AS-China Kebut Perundingan

Meski demikian, Kent dan produsen sepeda lain tidak memindahkan operasi manufaktur mereka ke AS untuk menghindari tarif atau mereka telah berhenti menggunakan suku cadang asal China.

Perusahaan itu sekarang berencana membuat rangka sepeda di Kamboja sambil terus membeli sekitar setengah komponen yang akan dipasang kerangka itu dari para produsen di China.

Sepeda yang sudah jadi dapat masuk ke AS bebas tarif karena aturan AS secara umum mengizinkan produk yang didesain sebagai buatan Kamboja selama 35% biaya untuk suku cadang dan buruh berasal dari negara itu.

 Baca Juga: Trump Tunda Kenaikan Tarif Produk China, Apa Dampaknya?

Menyiasati aturan awal itu merupakan strategi untuk menghindari tarif secara sah yang diterapkan beberapa perusahaan sepeda di AS dan di lakukan oleh industri lain. Perubahan dalam industri sepeda yang bernilai USD6 miliar itu menunjukkan bagaimana sejumlah manufaktur dapat terus mendapatkan banyak suku cadang mereka dari China.

Kondisi ini pun menggagalkan tujuan pemerintahan Trump untuk mendorong lapangan kerja dari manufaktur AS. Perkembangan ini juga menunjukkan seberapa cepat manufaktur ringan dengan operasional yang tak terlalu padat modal dapat pindah ke Asia Tenggara.

Saat ini kawasan Asia Tenggara pun menikmati gelombang investasi baru sejak Trump meluncurkan kebijakan tarif pertamanya pada musim semi lalu. Industri sepeda memainkan peran kecil dalam perubahan besar jaringan suplai lintas batas sejak China bergabung Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2001.

Perusahaan-perusahaan di sejumlah industri seperti furnitur, elektronik, pakaian, ban, vakum pembersih, dan lainnya telah memindahkan operasional ke Vietnam, Thailand dan negara Asia lainnya, sambil terus menggunakan sejumlah pemasok suku cadang di China.

“Ini masalah jangka menengah hingga jangka panjang yang tidak akan selesai dalam setahun. Semakin banyak perusahaan mulai mengambil perspektif itu,” ungkap Brett Weaver, konsultan jaringan suplai di KPMG pada Reuters .

Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) belum merespons permintaan untuk memberi komentar tentang perkembangan itu. Bagi banyak perusahaan, tarif terbukti faktor penentu dalam langkah yang sudah dipertimbangkan karena naiknya biaya tenaga kerja di China.

Tiga dekade lalu, saat Kamler pertama kali mengalihkan produksi Kent ke luar negeri, buruh di China lebih hemat 20% dibandingkan di AS. “Perbedaan itu telah menipis menjadi 5%,” papar Kamler. Produk Kent hampir 90% dari total 3 juta unit sepeda yang dijual ke Target, Walmart, dan ritel AS lainnya, berasal dari China. (Syarifudin)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement