Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Generasi Milenial Harus Mengerti Kebutuhan Kerja Masa Kini

Koran SINDO , Jurnalis-Minggu, 14 April 2019 |12:40 WIB
Generasi Milenial Harus Mengerti Kebutuhan Kerja Masa Kini
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

Kepala Subdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Kemendikbud Saryadi Guyatno menjelaskan, jurusan ditambah di SMK yang sesuai dengan sektor ekonomi digital. Jurusan tersebut adalah rekayasa perangkat lunak, teknik komputer dan jaringan, multimedia, animasi, dan bisnis daring jurusan yang disempurnakan agar sesuai dengan sektor bisnis digital.

“Penyusunan kurikulum ditetapkan oleh industri kemudian masing-masing sekolah diberi keleluasaan untuk penyesuaian. Namanya kurikulum implementatif, disesuaikan oleh industri yang menjadi mitra,” ujarnya.

Di sektor konvensional, seperti Astra Honda Motor yang sudah menjadi mitra di banyak SMK. Jadi, bengkel resmi mereka tidak pernah sulit mencari tenaga kerja karena menyerap langsung dari SMK. Saryadi menambahkan, di sektor digital baru satu perusahaan e-commerce yang bermitra dengan SMK.

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) juga tidak mau kalah dalam menyiapkan talenta di dunia digital yang sangat berpotensi bagi generasi muda. Staf khusus Menteri Komunikasi dan Informasi Lis Sutjiati menjelaskan, pada 2030 akan ada 30 juta kebutuhan tenaga kerja di bidang TI di Indonesia.

Sementara setiap tahunnya industri digital membutuhkan 600.000. Kemenkominfo memiliki target untuk menghasilkan talenta digital pada 2019 sebanyak 20.000. Masih jauh dari kebutuhan, tapi harus dimulai dari sekarang melalu beasiswa Digital Talent.

“Modelnya public private partnership . Kurikulumnya kami minta dari mitra global yang memang merekrut tenaga digital, seperti IBM, Cisco, dan AWS. Saat ini sudah bekerja sama dengan 28 universitas yang menyediakan guru-gurunya,” ungkap Lis.

Lis menegaskan, program ini merupakan terobosan yang dilakukan Kemenkominfo yang menghabiskan anggaran Rp7,5 miliar pada 2018 dan untuk tahun ini meningkat menjadi Rp145 miliar. Berdialog dengan Kemendikbud agar beasiswa ini dapat berjalan sesuai tujuan.

Berjalan sejak tahun lalu sudah menghasilkan 1.000 lulusan, target 20.000 orang tahun ini sehingga akan membuka pendaftaran hingga 25.000 orang. Idealnya pelajaran coding harus jadi kurikulum utama saat anak di bangku SD.

“Menjadi pelajaran wajib seperti matematika, tapi tantangannya menyiapkan guru yang dapat mengajar coding . Sistem sekarang masih sulit, program ke depan bersama Kemendikbud diharapkan akan terwujud,” ungkap Lis.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement