JAKARTA - Federal Reserve AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 2,25% hingga 2,5%. Keputusan bank sentral AS tidak berubah meskipun ada tekanan dari Presiden Donald Trump untuk menurunkan suku bunga dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
The Fed mencatat bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat dan aktivitas ekonomi naik pada tingkat yang solid sejak Maret, sementara pertumbuhan belanja rumah tangga dan investasi tetap bisnis melambat pada kuartal pertama.
Baca Juga: Ramalan BI: The Fed Tak Akan Naikkan Suku Bunga hingga 2020
The Fed menegaskan kembali bahwa bank sentral AS akan bersabar dalam penyesuaian tingkat suku bunga federal di masa depan sehubungan dengan perkembangan ekonomi dan keuangan global dan tekanan inflasi yang diredam.
Sebelumnya, Trump kembali mengkritik kenaikan suku bunga Fed dan mendesak bank sentral untuk menurunkan suku bunga untuk mendorong perekonomian.
"Federal Reserve kami terus-menerus menaikkan suku bunga, meskipun inflasi sangat rendah, dan melembagakan pengetatan kuantitatif yang sangat besar," tulis Trump dilansir dari Xinhua, Kamis (2/5/2019).
Menanggapi pertanyaan tentang tekanan politik luar, Ketua Fed Jerome Powell membela independensi bank sentral. "Kami adalah lembaga nonpolitis dan itu berarti kami tidak memikirkan pertimbangan politik jangka pendek," kata Powell.
Powell menekankan bahwa sikap kebijakan bank sentral tepat saat ini dan "kami tidak melihat alasan kuat untuk bergerak ke arah mana pun." Dalam hal inflasi, Powell percaya bahwa kelemahan baru dalam tekanan harga kemungkinan bersifat sementara dan inflasi akan kembali ke target 2% dari waktu ke waktu.
"Kami akan mengawasi inflasi dengan hati-hati untuk melihat hal-hal ini bersifat sementara dan kami sangat berkomitmen pada sasaran inflasi 2%," katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)