Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wall Street Melemah Tertekan Saham Google dan Isu Perang Dagang

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Senin, 03 Juni 2019 |22:01 WIB
Wall Street Melemah Tertekan Saham Google dan Isu Perang Dagang
Ilustrasi (Foto: Reuters)
A
A
A

NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street melemah tipis pada pembukaan perdagangan pekan ini, Senin (3/6/2019) waktu setempat. Pelemahan dibebani sentimen perselisihan perdagangan antara AS dan Meksiko, serta kekhawatiran pengawasan peraturan pada perusahaan-perusahaan besar yakni Alphabet dan Amazon.

Dow Jones Industrial Average turun 15,12 poin atau 0,06%, pada pembukaan menjadi 24.830,16. S&P 500 dibuka lebih rendah 0,53 poin atau 0,02% menjadi 2.751,53. Serta Nasdaq Composite turun 11,93 poin atau 0,16%, menjadi 7.441,22 pada bel pembukaan.

Melansir Reuters, Senin (3/6/2019), Pejabat Meksiko mengatakan, negara itu dapat mencapai kesepakatan dengan AS untuk menyelesaikan perselisihan tentang migrasi yang mendorong Presiden Donald Trump mengancam pengenaan tarif impor sebesar 5% pada barang-barang Meksiko. Namun, investor dinilai tetap akan khawatir hingga ditemukan suatu titik penyelesaian persoalan.

"Investor akan tetap khawatir tentang perdagangan sampai ada resolusi, khususnya situasi Meksiko, yang mampu diselesaikan," mitra di Cherry Lane Investments di New Vernon New Jersey Rick Meckler.

Kejutan ancaman yang diberikan Trump pada Meksiko, juga seiring masih memanasnya perang dagang antara AS dan China menambah kekhawatiran investor. Hal ini menghasilkan indeks utama Wall Street yang berakhir Mei setidaknya 6% lebih rendah, menjadi penurunan bulanan pertama pada tahun ini.

Disisi lain, saham induk usaha Google, Alphabet Inc anjlok 3,3% setelah Departemen Kehakiman AS sedang mempersiapkan penyelidikan terhadap perusahaan terkait pelanggaran undang-undang antimonopoli dalam mengoperasikan bisnis online-nya.

Sedangkan, Amazon.com tergelincir 0,6% setelah sebuah laporan menyebutkan raksasa e-commerce itu mendapat pengawasan antitrust atau antimonopoli di bawah perjanjian baru dengan regulator AS, yang hal ini menempatkan perusahaan itu berada di bawah pengawasan komisi perdagangan AS.

"Perusahaan teknologi besar telah menjadi favorit para investor, dan risiko dari antitrust akan berubah menjadi yang terburuk bagi mereka, sehingga itu akan berdampak pada pasar secara keseluruhan," tambah Meckler.

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement