Dalam hal ini, APBN masih akan memberikan dukungan suportif terhadap perekonomian dalam situasi krisis global yang semakin tidak pasti dan pelemahan per tumbuhan ekonomi dunia. Sedangkan ekspor diharapkan tumbuh 5,5-7% dan impor 6-7,5%.
“Tentu melihat kondisi global terutama ekspor, kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadap proyeksi tersebut,” kata Sri Mulyani. Adapun sektor ekonomi yang akan memiliki pertumbuhan relatif tinggi masih di dominasi oleh sektor jasa, terutama perdagangan, transportasi, informasi dan komunikasi, maupun sektor jasa keuangan.
Sedangkan sektor konstruksi masih tetap akan di sekitar 5-6%. “Untuk industri pengolahan yang kita harapkan akan bisa meningkat meskipun dalam level yang sangat-sangat moderat,” tandasnya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah daerah diharapkan memenuhi ketentuan alokasi minimal 25% dari total dana transfer umum untuk infrastruktur.
Sementara belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN diharapkan sesuai target. “Selain dari APBN, instrumen lain untuk menarik investasi swasta adalah insentif pajak. Kemudian perizinan, iklim investasi, termasuk memperbaiki daya saing, dan memperdalam pasar. Itu semua rangkaian yang dilakukan pemerintah,” tuturnya.
(Oktiani Endarwati)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)