Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perang Dagang Inggris-Italia Bikin Wall Street Lesu

Feby Novalius , Jurnalis-Jum'at, 09 Agustus 2019 |21:15 WIB
Perang Dagang Inggris-Italia <i>Bikin</i> Wall Street Lesu
Foto Wall Street (Ilustrasi: Reuters)
A
A
A

NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS) tergelincir pada pembukaan perdagangan Jumat waktu setempat, setelah sebelumnya pasar saham mencatat kenaikan terbesar dalam dua bulan terakhir. Wall Street melemah usai investor khawatir terhadap ketegangan perdagangan baru dan gejolak politik di Inggris dan Italia.

Melansir Reuters, Jumat (9/8/2019), tiga indeks utama pasar saham AS mengalami penurunan terburuk di 2019 karena kekhawatiran perang perdagangan baru. Indeks Dow Jones turun 137 poin atau 0,52%.

S&P 500 turun 17 poin atau 0,58% dan Nasdaq 100 turun 61,25 poin atau 0,79%.

Baca Juga: Wall Street Meroket Ditopang Imbal Hasil Obligasi

Pada perdagangan saham di Eropa, banyak saham yang turun tajam. Di mana Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini menyatakan, koalisi yang memerintah tidak dapat dijalankan. Sementara Perdana Menteri Boris Johnson mengaku sedang mempersiapkan untuk mengadakan pemilihan pada hari-hari setelah batas waktu Brexit 31 Oktober.

Investor pun yang mencari jalur aman, hal ini membuat gejolak sektor-sektor defensif, dengan kebutuhan pokok konsumen.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Menguat Usai Data Perdagangan China Membaik

Adapun pergerakan saham pada Wall Street, Micron Technology (MU.O), Nvidia Corp (NVDA.O) dan Intel Corp (INTC.O) turun antara 1% dan 2%. Sementara Apple Inc (AAPL.O) turun 0,9%.

Symantec Corp (SYMC.O) naik 2,5% setelah pembuat chip Broadcom Inc (AVGO.O) mengkonfirmasi akan membeli unit keamanan perusahaan pembuat perangkat lunak antivirus seharga USD10,7 miliar dalam bentuk tunai.

Nektar Therapeutics (NKTR.O) saham anjlok 34,1% setelah pengembang obat menandai masalah manufaktur dengan bempeg obat kanker eksperimental.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement