Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Minyak Turun Usai China dan AS Terapkan Tarif Impor Baru

Harga Minyak Turun Usai China dan AS Terapkan Tarif Impor Baru
Minyak mentah (Foto: Okezone.com/Reuters)
A
A
A

HOUSTON - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah tarif impor baru diberlakukan oleh Amerika Serikat dan China diberlakukan, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak mentah.

Minyak mentah berjangka internasional Brent ditutup turun 59 sen menjadi USD58,66 per barel, setelah diperdagangkan serendah USD58,10 pada siang hari. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 33 sen menjadi USD54,77 per barel.

 Baca juga: Jelang Badai Florida, Harga Minyak Dunia Anjlok 3%

Mengutip antaranews, aktivitas perdagangan minyak tipis karena libur publik untuk Hari Buruh Amerika Serikat.

 Kilang Minyak

Amerika Serikat mulai memberlakukan tarif 15 persen untuk berbagai barang China mulai Minggu (1/9/2019) -- termasuk alas kaki, jam tangan pintar, dan televisi layar datar -- saat China memberlakukan bea masuk baru terhadap minyak mentah AS, peningkatan terbaru dalam perang dagang yang merugikan.

 Baca juga: Harga Minyak Naik Hampir 2% Imbas Susutnya Stok AS

Presiden AS Donald Trump mengatakan kedua belah pihak masih akan bertemu untuk pembicaraan bulan ini. Trump, yang menulis di Twitter, mengatakan tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan AS terhadap China, dan ia kembali mendesak perusahaan-perusahaan Amerika untuk mencari pemasok alternatif di luar China.

"Sekalipun Presiden Trump telah mengindikasikan bahwa pembicaraan terjadwal antara Amerika Serikat dan China masih akan dilanjutkan, pasar semakin banyak mengundurkan diri ke kebuntuan yang berlarut-larut antara kedua negara dan akan mencari ke arah pelonggaran bank sentral untuk menopang selera risiko," Kata Harry Tchilinguirian dari BNP Paribas.

 Baca juga: Harga Minyak Anjlok 1% Tertekan Pasokan Iran

Retribusi Beijing sebesar lima persen pada minyak mentah AS menandai pertama kalinya bahan bakar telah ditargetkan sejak dua ekonomi terbesar dunia itu memulai perang dagang mereka lebih dari setahun yang lalu.

Arab Saudi pada Senin (2/9/2019) menunjuk Yasir al-Rumayyan, kepala lembaga pengelola dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) , sebagai ketua perusahaan minyak raksasa milik negara Aramco, menggantikan posisi Menteri Energi Khalid al-Falih.

Produksi minyak dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak pada Agustus naik untuk bulan pertama tahun ini, karena pasokan yang lebih tinggi dari Irak dan Nigeria melebihi pengekangan oleh eksportir utama Arab Saudi dan penurunan yang disebabkan oleh sanksi AS terhadap Iran.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement