NEW YORK - Harga minyak mentah naik tipis pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena penurunan tajam persediaan minyak AS serta diimbangi oleh kekhawatiran perlambatan permintaan global di saat keraguan atas penyelesaian konflik perdagangan Amerika Serikat dan China.
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent, untuk pengiriman November naik USD0,25 menjadi ditutup pada USD60,95 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik empat sen menjadi berakhir pada USD56,30 per barel di New York Mercantile Exchange.
 Baca Juga: Harga Minyak Melonjak 4% Data Ekonomi China yang Positif
Persediaan minyak mentah dan produk AS turun pekan lalu, dengan minyak mentah jatuh untuk minggu ketiga berturut-turut meskipun ada lonjakan impor, kata Badan Informasi Energi (EIA).
Stok minyak mentah turun 4,8 juta barel, hampir dua kali lipat ekspektasi analis, menjadi 423 juta barel, terendah sejak Oktober 2018.
"Ini benar-benar laporan bullish semuanya," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
 Baca Juga: Harga Minyak Anjlok di Tengah Kekhawatiran Investor
Harga minyak melonjak lebih dari 2% setelah laporan EIA, tetapi harga berangsur-angsur memangkas kenaikan tersebut karena skeptisme merayap kembali atas prospek kesepakatan perdagangan yang akan terjadi antara dua ekonomi utama dunia meskipun putaran pembicaraan lain dijadwalkan untuk bulan depan.
"Saya pikir pasar di seluruh bursa telah membangun harapan sebanyak mungkin tentang perang perdagangan AS-China," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
Â